This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

BATIK WONOGIREN KARYA SENI MOTIF BATIK DARI KABUPATEN WONOGIRI



Proses pembuatan Batik Wonogiren di salah satu sentra pengrajin di Kecamatan Tirtomoyo

Batik adalah salah satu warisan budaya asli bangsa Indonesia, yang telah diakui oleh Unesco sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Non bendawi sejak tahun 2009. Batik bagi bangsa Indonesia, telah dikenal luas dan menjadi salah satu bagian budaya yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Batik nusantara memiliki ciri khas tersendiri yang sesuai dengan karakter budaya suku bangsa yang ada di Indonesia. 
Di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah juga memiliki batik yang bersumber dari kearifan budaya lokal. Adalah batik Wonogiren yang ber karakter khas pada motif dan corak kain batik. Ciri khas ini ditandai pada corak pecah-pecah pada kain batik yang dihasilkan.

Batik Wonogiren telah menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Kabupaten Wonogiri. Seperti yang dilakukan oleh Daryono, sebagai salah satu pelaku usaha kecil produsen batik wonogiren yang ada di Kecamatan Tirtomoyo.

Dengan berbekal pengetahuan dan teknik pembuatan batik pada saat menjadi karyawan pabrik batik di kota solo, sejak tahun 2010 ia memberanikan diri untuk memulai usaha pembuatan batik wonogiren. Dengan modal yang sangat terbatas dan niat yang kuat akhirnya mampu menjadikan usaha pembuatan batik wonogiren berkembang hingga sekarang.

Pembuatan batik wonogiren dimulai dari pemilihan kain berbahan kapas, kain katun, serat nanas, kain paris, dan bisa juga dengan kain sutera. Selanjutnya kain ini akan dipersiapkan untuk pembuatan batik sesuai dengan teknik pembuatan. Ada tiga teknik pembuatan Batik Wonogiren yaitu, batik tulis, batik cap, dan batik cap kombinasi.

Batik tulis merupakan teknik pembuatan batik yang paling kuno dan ekslusif. Yaitu dengan menorehkan langsung pada kain menggunakan alat membatik atau dikenal dengan sebutan canting.

Batik cap merupakan teknik pembuatan dengan menggunakan media cap motif. Cap ini berasal dari bahan tembaga yang sudah membentuk motif batik tertentu.

Batik cap kombinasi merupakan teknik pembuatan batik wonogiren dengan menggabungkan antara teknik batik cap dan teknik batik tulis.

Setelah proses pemberian pola motif selesai, akan dilanjutkan dengan pewarnaan motif yang telah dibuat. Pemberian warna ini untuk membentuk motif batik semakin beragam dan lebih dinamis.

Proses selanjutnya adalah menutup kain dengan menggunakan cairan lilin atau malam. Pada proses inilah merupakan kunci dan ciri khas batik wonogiren. Yaitu dengan meremas kain sehingga membentuk pola pecah-pecah pada kain. Pola pecah-pecah ini akan tampak setelah proses pencelupan warna kain.

Setelah semua pola dan motif pecah-pecah sudah di peroleh, maka proses selanjutnya adalah pencelupan warna. Pewarnaan ini disesuaikan dengan pesanan atau desain yang diinginkan. Dengan pengaruh budaya luar yang masuk di nusantara, warna batik saat ini semakin beragam dan menarik, tidak lagi didominasi oleh warna coklat ataupun gelap.

Proses selanjutnya adalah pelorotan malam. Proses ini untuk melarutkan lilin atau malam yang menempel pada kain batik. Kegiatan ini dilakukan dalam bak berisi air yang mendidih sampai lilin yang menempel larut seluruhnya.Semua proses pembuatan batik diakhiri dengan penjemuran kain batik. Proses ini memerlukan bantuan sinar matahari yang cukup hingga kain kering.

Batik wonogiren telah dikembangkan dalam produk fashion yang modern, mulai dari kemeja, gaun, hingga busana casual yang trendy. Aneka produk batik wonogiren menjadikan nilai tambah semakin meningkat.

Batik yang menjadi ciri khas budaya Kabupaten Wonogiri mampu menjadi salah satu komponen pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan ini diwujudkan melalui sentra – sentra pembuatan batik wonogiren yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Wonogiri.
Share:

Pantai Sembukan Paranggupito Kabupaten Wonogiri Gerbang 13 Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul



 
pantai sembukan wonogiri
Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri

Legenda Kanjeng Ratu Kidul sangat erat kaitannya dengan sejarah berdirinya kerajaan di pulau Jawa. Untuk menguatkan mitos tentang dukungan kekuatan magis Kanjeng Ratu Kidul, para pendiri kerajaan melakukan ritual di wilayah pantai Selatan Jawa, termasuk di pesisir Pantai Sembukan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.
Sucipto(57 tahun) yang didaulat sebagai Ketua Pelestarian Dan Pengembang Adat Istiadat Budaya Paranggupito menuturkan bahwa masyarakat disekitar Pantai Sembukan sangat yakin bahwa Pantai Sembukan merupakan Gerbang 13 Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul, pintu gerbang jalan yang akan dilewati Kanjeng Ratu Kidul untuk menemui Raja-raja Jawa.

Angka 13 memiliki makna tersendiri. Angka 13 merupakan perlambang yaitu angka 1 menggambarkan jalan menuju Pantai Sembukan yang jika dilihat dari atas merupakan angka 1 yang bermakna jalan lurus menuju satu tujuan. Kemudian angka 3 merupakan perwujudan 3 (tiga) tempat yang memiliki tingkat aura piritual tinggi di Pantai Sembukan yaitu  Gunung Buthak (Petilasan Raden Mas Said) yang dijadikan Padepokan Tri Sila Weda, Gunung Putri yang didirikan bangunan masjid sebagai tempat sembahyang,  dan Paseban Gunung Pathuk Ngasem tempat spiritual para penggiat aliran kepercayaan. Ketiga lokasi ini sering dijadikan tempat ritual oleh masyarakat yang ingin bermeditasi memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sejarah Pantai Sembukan menjadi tempat ritual ini tidak bisa dilepaskan dari cerita perjuangan Raden Mas Said Sang Pendiri Praja Mangkunegaran di Surakarta. Pada masa perjuangan Raden Mas Said saat itu masih menjadi pimpinan sejumlah prajurit yang berkewajiban melindungi dan mengayomi seluruh prajurit punggawanya.

Oleh karena itu, Raden Mas Said dalam menjelajah wilayah pedalaman, disamping bergerilya sekaligus mengunjungi tempat-tempat yang dianggap keramat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan melindungi prajuritnya. Salah satu tempat yang dijadikan ritual adalah Gunung Buthak yang berada di Pantai Sembukan. Pada saat bermeditasi untuk menemui Kanjeng Ratu Kidul di Gunung Buthak, Raden Mas Said dikawal oleh abdi dalem bernama Ki Sodongso. Sebelum Raden Mas Said menuju puncak Gunung Buthak berpesan kepada Ki Sodongso agar menunggunya di pohon Ketapang dibawah gunung dan jangan sampai pergi sebelum dirinya turun dari Gunung Buthak. 

Setelah sekian lama bersemadi akhirnya Raden Mas Said bisa bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul di alam gaib. Setelah pertemuan selesai, Kanjeng Ratu Kidul meminta kesediaan Raden Mas Said untuk diantarkan pulang ke Nglaroh wilayah Selogiri melalui kekuatan gaib. Dalam sekejap mata Raden Mas Said sudah pulang ke Nglaroh Selogiri tanpa diketahui Ki Sodongso yang setia menunggunya di pohon Ketapang. Karena tidak mengetahui bahwa Raden Mas Said sudah mendahului pulang ke Nglaroh, Ki Sodongso tetap setia menunggu sampai akhirnya moksa, hilang menyatu dengan alam gaib di Gunung Buthak. 

Melihat ada pengawal Raden Mas Said yang telah moksa di Pohon Ketapang, Kanjeng Ratu Kidul pun meminta Ki Sodongso untuk dijadikan pengikutnya dan diberikan tanggungjawab menjaga Pantai Sembukan dari hal – hal yang merusak alam. 

Sampai saat ini keberadaan pohon Ketapang tempat moksa Ki Sodongso masih tumbuh dengan kokoh. Bahkan dipercaya memiliki kekuatan gaib, apabila peziarah atau pengunjung tidur ditempat tersebut dengan kaki mengarah ke pohon niscaya akan dipindah secara gaib ke tempat lain.
Setelah sekian lama, KGPAA Mangkunegara VII yang merupakan penerus Raden Mas Said mengikuti jejak dengan mengunjungi Pantai Sembukan setiap awal Bulan Sura dan menggelar upacara ritual memohon petunjuk Tuhan Yang Esa. Sambutan masyarakat di Paranggupito begitu luar biasa, karena sangat ingin melihat pembesar kerajaan Mangkunegaran berkunjung di Pantai Sembukan. 




Tradisi ini kemudian dikenal dengan Tetedhakan yang kemudian hari menjadi agenda ritual Labuhan Ageng Pantai Sembukan.
Share:

Definition List

Unordered List

Support