This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

RUWATAN MASAL DI OBYEK WISATA WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI : Sebuah Prosesi Spiritual Menghilangkan Sukerta Dalam Tradisi Jawa

Ruwatan Masal Waduk Gajah Mungkur
Ruwatan Massal Di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri


Tradisi Ruwatan merupakan prosesi spiritual dalam adat Jawa yang bertujuan menghilangkan pengaruh buruk suatu keadaan atau peristiwa yang pernah di alami oleh manusia (sedang mengalami sukerta/kesusahan). Dalam budaya Jawa ada suatu kepercayaan bahwa manusia yang sedang mengalami sukerta nantinya akan menjadi santapan raksasa buruk rupa yang disebut Bathara Kala.Untuk membebaskan pengaruh sukerta ini masyarakat Jawa melakukan prosesi Ruwatan. 

Ruwatan sebenarnya dapat dilakukan sendiri atau sebuah keluarga dengan menyiapkan kelengkapan prosesi. Prosesi Ruwatan dilakukan oleh seorang Dalang Sepuh yang sudah memiliki kemampuan spiritual sebagai seorang pengruwat. Dalang Pengruwat akan mementaskan Wayang Kulit yang bercerita tentang Murwakala atau kisah Bathara Kala dengan segala kelakuan nafsu angkaranya. Bagi masyarakat biasa untuk melaksanakan tradisi Ruwatan membutuhkan biaya tidak sedikit. Beban biaya penyelengaraan ini yang menjadi kendala utama pelestarian tradisi turun temurun ini.

Oleh karena itu, di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur setiap Bulan Sura atau Muharram selalu menyelenggarakan Ruwatan Massal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang menginginkan ikut Tradisi Ruwatan dengan biaya murah meriah. 
Dalam Prosesi Ruwatan Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur, peserta Ruwatan hanya diminta menyediakan kelengkapan berupa kain mori/putih untuk dipakai sendiri, potongan kuku, dan potongan rambut. Sedangkan perlengkapan ritual lain disediakan oleh panitia. 
Selanjutnya peserta secara bersama-sama melakukan niat dalam hati untuk membersihkan diri seraya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari pengaruh buruk atau sukerta.

Selama prosesi peserta akan duduk dibelakang kelir pertunjukkan wayang kulit dan tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang mengganggu prosesi Ruwatan hingga prosesi ini selesai.

Ada beberapa kategori suatu keadaan atau peristiwa sukerta yang harus di Ruwat diantaranya adalah :
 Pangaran-Aran (Sebutan yang merujuk pada keadaan nasib seseorang dalam kondisi tertentu), yang termasuk diantaranya adalah :
  1. Ontang – Anting (Keadaan dimana seseorang merupakan anak laki-laki tunggal dalam sebuah keluarga);
  2. Unting-Unting (Keadaan dimana seseorang merupakan anak perempuan tunggal dalam sebuah keluarga);
  3. Lumunting ( Keadaan seorang bayi yang dikala lahir tanpa ari-ari);
  4. Uger-Uger Lawang (Anak dalam sebuah keluarga berupa dua orang anak laki-laki);
  5. Kedono- Kedini (Anak dalam sebuah keluarga yang memiliki dua anak yaitu anak laki dan perempuan);
  6. Kembar (Dua anak laki atau perempuan yang lahir bersamaan);
  7. Dampit (Anak laki dan perempuan lahir bersama);
  8. Gondang Kasih (Anak kembar satu kulitnya putih, satu hitam);
  9. Sendang Kapit Pancuran (Tiga anak, laki, perempuan, laki);
  10. Pancuran Kapit Sendang (Tiga anak, perempuan, laki, perempuan);
  11. Serimpi (Tiga anak, perempuan semua);
  12. Sekawan Sarimpi (Empat anak, perempuan semua);
  13. Saramba (Empat anak, laki semua);
  14. Pandawa/Mancala Putra (Lima anak, laki semua);
  15. Pandawa/Mancala Putri (Lima anak, perempuan semua);
  16. Pipilan (Lima anak, laki empat, perempuan satu ditengah);
  17.  Padangan (Lima anak, perempuan empat, laki satu ditengah);
  18. Julung Caplok (Anak lahir bersamaan dengan matahari terbenam);
  19. Julung Wangi (Anak lahir bersamaan dengan matahari terbit);
  20. Julung Sungsang (Anak lahir bersamaan dengan matahari tepat diatas kepala);
  21. Margana (Anak lahir diperjalan);
  22. Tiba Sampir (Anak lahir dengan kalung usus);
  23. Bungkus (Anak lahir terbungkus ari-ari);
  24. Bule (Anak lahir putih sekali);
  25. Yatim (Anak lahir bapaknya sudah meninggal).
Bebasan yaitu suatu sebutan keadaan peristiwa yang dialami seseorang, misalnya perjalanan waktu matahari tepat diatas kepala. Jika dilakukan oleh satu orang disebut Bathang Laku dan jika dilakukan dua orang disebut Bathang Ucap-Ucap. 

 Bebangel yaitu suatu peristiwa buruk yang pernah dialami seseorang, misalnya :
  1. Membuat rumah belum jadi sudah roboh;
  2. Membuat rumah tutup keongnya jatuh;
  3. Rumah kejatuhan pohon pepaya sampai memecahkan genting;
  4. Terkena kotoran burung Gagak yang jatuh;
  5. Pada saat memasak dandang (alat memasak serupa panci) roboh/terguling;
  6. Pengaron / alat memasak pecah;
  7. Memecahkan pipisan / alat membuat jamu;


Prosesi Ruwatan Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur disajikan dalam suatu event budaya yang digelar bersamaan dengan prosesi Jamasan Pusaka Mangkunegaran. 

Penasaran dengan Tradisi Ruwatan Massal di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri? Ayo rame-rame neng Wonogiri!




Share:

Tradisi Nasi Brekat Hajatan Di Kabupaten Wonogiri

Nasi Brekat Wonogiri
Brekat : Tradisi Nasi Oleh-Oleh Hajatan Di Kabupaten Wonogiri 

Keunikan Nasi Brekat Wonogiri


Begitu banyak tradisi atau adat istiadat yang berkaitan dengan hajatan yang masih dipertahankan eksistensinya hingga sekarang. Salah satunya adalah tradisi pemberian Brekat bagi para tamu undangan warga yang menyelenggarakan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan lain sebagainya.
Tradisi Nasi Brekat sampai sekarang belum ada kajian tentang asal-usul dan kisah sejarahnya.  
Nasi Brekat ini sebagai buah tangan atau oleh-oleh dari tuan rumah kepada para tamu undangan yang hadir.  Nasi Brekat berupa menu makanan khas olahan Jawa berupa nasi putih lengkap dengan lauk pauk berupa daging sapi,  sayur lombok hijau,  kecambah, dan kadang ada srondeng kelapa.
Yang unik pada Nasi Brekat ini adalah cara penyajian yaitu dibungkus dengan daun jati dan daun pisang sehingga menimbulkan aroma yang sangat khas.

Tradisi Nasi Brekat masih dipertahankan masyarakat terutama di pedesaan Kabupaten Wonogiri. Untuk diwilayah perkotaan tradisi Nasi Brekat sudah mulai hilang dengan diganti dengan buah tangan  yang lebih praktis seperti roti, atau makanan lain.
Selain sebagai buah tangan,  tradisi Nasi Brekat merupakan satu simbol ikatan persaudaraan dan kekeluargaan masyarakat di Kabupaten Wonogiri. Dengan perkembangan jaman yang menyajikan semua hal serba praktis, lambat laun tradisi ini mulai hilang. Ditambah dengan munculnya agen-agen wedding  organizer yang tidak lagi memasukkan tradisi Nasi Brekat sebagai bagian acara hajatan.
Penasaran dengan Tradisi Nasi Brekat di Kabupaten Wonogiri? Jika ada sanak keluarga di Wonogiri punya hajatan, jangan lupa rame-rame neng Wonogiri!  

Share:

Wisata Alam Wonoasri Hutan Seper Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri

Wisata Alam Wonoasri Jatipurno
Wisata Alam Wonoasri Hutan Seper Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri memiliki potensi alam yang luar biasa, mulai dari gunung, hutan,  goa, hingga laut dan pantai yang indah.  Salah satu wisata alam berupa hutan pinus yang ada di kabupaten Wonogiri adalah Wisata Alam Wonoasri. 

Wisata alam ini terletak di area hutan perhutani di kelurahan Balepanjang kecamatan Jatipurno kabupaten Wonogiri.  Di tempat ini menyajikan  pemandangan alam berupa hutan pohon cemara atau pinus dengan suasana yang sangat sejuk.  Area wisata utama sudah dipoles menjadi taman bunga aneka warna dengan konfigurasi berbentuk gunungan wayang.


Berdasarkan informasi dari Ketua Masyarakat Desa Hutan Wonoasri, Maryadi bahwa Wisata alam Wonoasri sudah dilengkapi dengan wahana cukup lengkap,  mulai dari area berkuda,  kereta kelinci, gardu pandang,  flying fox,  mushola,  camping ground,  dan area hiburan. 

"Ke depan kami akan mengembangkan wisata ini untuk dilengkapi wahana lain seperti kebun strowberry,  rumah payung, miniatur Indonesia,  taman Jawa,  dan wahana lainnya" jelasnya.
Untuk mencapai ke wisata Wonoasri cukup mudah dengan akses jalan raya yang bisa dilalui kendaraan roda empat sampai di lokasi.  Jarak tempuh dari Kota Wonogiri kurang lebih 60 km dengan memakan waktu perjalanan 60 menit. 

Dengan harga tiket masuk cukup terjangkau kita dapat menikmati suasana berlibur di alam terbuka bersama keluarga.

Penasaran dengan Wisata alam Wonoasri Hutan Seper Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri? Ayo rame-rame neng Wonogiri!
Share:

JAMASAN PUSAKA PENINGGALAN PANGERAN SAMBERNYAWA ATAU KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYA MANGKUNEGARA I DI KABUPATEN WONOGIRI

Jamasan Pusaka Pangeran Sambernyawa di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.


Jejak peninggalan Pangeran Sambernyawa atau dikenal juga sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (KGPAA Mangkunegara I) di Kabupaten Wonogiri tidak terhitung jumlahnya. Mulai dari petilasan berupa tempat bertapa, tempat persembunyian, tempat mengatur strategi perang, hingga peninggalan pusaka-pusaka saktinya.

Bagi para abdi dalem Pangeran Sambernyawa atau para juru kunci menganggap bahwa pusaka-pusaka ini memiliki kekuatan magis sehingga pusaka ini masih dirawat dengan baik.
Salah satu cara merawat peninggalan Pangeran Sambernyawa adalah dengan tradisi jamasan pusaka. Jamasan berasal dari kata Jamas (bahasa Jawa) yang berarti mencuci/ membersihkan/merawat. 
Jamasan pusaka merupakan suatu tradisi masyarakat Jawa dalam merawat pusaka dengan membersihkan dengan tata cara tertentu sehingga pusaka kembali bersih dan dalam kondisi seperti sedia kala.   
Tradisi Jamasan Pusaka Pangeran Sambernyawa di Kabupaten Wonogiri diawali dari penurunan pusaka dari tempat penyimpanan pusaka yaitu berada di Kecamatan Selogiri yang berada di Tugu Pusaka Selogiri. Pusaka yang disimpan di Tugu Pusaka Selogiri adalah Tombak Kiai Jaladara, Keris Kiai Totog, dan Keris Kiai Korowelang.Dari Kecamatan Girimarto yaitu Keris Kiai Semar Tinandu dan Tombak Kiai Limpung.Pusaka dari Petilasan Kaliwerak Kecamatan Wonogiri yaitu keris Kiai Alap-alap dan Kiai Bancak. Dan dari Pendopo Kabupaten Wonogiri adalah Gong Kiai Mendung Eko Daya Wilaga.
Semua pusaka-pusaka Pangeran Sambernyawa ini kemudian di kumpulkan menjadi satu di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur. Selanjutnya dilakukan prosesi penyerahan pusaka ini dari Sesepuh Himpunan Kerabat Mangkunegaran (HKMN) Wonogiri kepada wakil dari Keraton Mangkunegaran Surakarta untuk dilakukan ritual jamasan. 
Setelah diterima oleh Wakil Keraton Mangkunegaran Surakarta, pusaka ini di arak menuju tempat penyucian dan langsung dilakukan prosesi pembersihan. Setelah semua proses selesai pusaka peninggalan Pangeran Sambernyawa dikembalikan lagi ketempat penyimpanan masing-masing oleh para juru kunci. 
Prosesi Jamasan Pusaka Pangeran Sambernyawa telah menjadi event budaya yang disajikan di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri setiap bulan Sura atau Muharam. Selain sebagai wujud melestarikan budaya dan aset tradisi yang adiluhur, kegiatan ini bertujuan sebagai penambah daya tarik wisata di Kabupaten Wonogiri. 
Penasaran dengan Prosesi Jamasan Pusaka Pangeran Sambernyawa? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri!

Simak Video Prosesi Jamasan Pusaka Mangkunegaran 



Share:

KAMPUNG WAYANG KEPUHSARI MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

TATAH SUNGGING. Salah satu aktivitas pembuatan wayang kulit dengan menatah kulit lembu hingga membentuk siluet karaker wayang.


Wayang bagi masyarakat Indonesia cukup terkenal sebagai warisan budaya yang adiluhur sarat akan nilai - nilai dan ajaran tentang kehidupan manusia. Warisan budaya yang begitu luar biasa ini harus kita lestarikan bahkan bisa dijadikan satu sumber daya untuk menghidupi rakyat apabila kita bisa mengelola dengan baik.
Di Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan ragam budaya memiliki satu lokasi yang hingga saat ini masih menjadi sentra kebudayaan Wayang Kulit. Adalah Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran, masyarakatnya masih memegang teguh tradisi berkaitan dengan Wayang Kulit, mulai dari pembuatan Wayang Kulit, pembuatan rancak gamelan (musik pengiring pentas wayang), hingga pelaku seni pertunjukan wayangnya (dalang, sinden, pengrawit).
Potensi ini mulai dilirik untuk dijadikan satu paket wisata budaya yang layak jual. Ada dua hal penting yang bisa kita raih dengan paket wisata ini, pertama, melestarikan dan mengembangkan budaya Wayang Kulit agar tetap lestari hingga generasi yang akan datang. Kedua, menumbuhkan perekonomian lokal masyarakat pelaku seni sehingga secara langsung dan tidak langsung menjadi  penopang utama kelestarian budaya itu sendiri.
Dengan dibukanya paket wisata budaya ini, akan semakin menambah ragam wisata yang ada di Kabupaten Wonogiri selain Waduk Gajah Mungkur, Wisata-wisata spiritual dan wisata alam lainnya.

Share:

PANTAI – PANTAI PALING INDAH DI KABUPATEN WONOGIRI : PANTAI DHADAPAN

pantai ndadapan
Pantai Dhadapan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri


Pantai Dhadapan merupakan pantai paling barat perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Wisata alam nan elok ini masuk di wilayah Dusun Klampeyan Desa Paranggupito. Untuk bisa sampai di lokasi, kita harus berjalan kaki dan menyusuri jalan setapak melalui perbukitan yang sangat cocok bagi mereka yang suka hobi tracking.
Keindahan alam terpancar dari perpaduan antara bukit karang menjulang yang pangkalnya terkikis hempasan air laut dan hamparan pasir putih memanjang.

Suara ombak yang terus menghantan dinding karang disertai hembusan angin laut menciptakan suasana menyegarkan kalbu. Terjangan ombak ini begitu dahsyat sehingga di tempat ini tidak bisa digunakan untuk berenang.
Di pantai Dhadapan kita dapat melihat aktivitas warga lokal mencari hewan biota laut untuk dijadikan santapan di meja makan.
Jadi jangan lupa jika berkunjung ke Pantai Dhadapan dapat mengunjungi rumah warga setempat sembari menikmati menu lokal yang khas.
Penasaran dengan keindahan Pantai Dhadapan? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri!


Share:

PANTAI-PANTAI PALING INDAH DI KABUPATEN WONOGIRI : PANTAI NJOJOGAN

Pantai Njojogan
Pantai Njojogan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri


Pantai Njojogan terletak di Dusun Klampeyan Desa Paranggupito. Belum banyak orang luar yang mengetahui keberadaan pantai indah ini. keberadaan akses infrastruktur berupa jalan masih belum tersedia, sehingga untuk mencapai Pantai Njojogan pengunjung harus berjalan kaki melewati pegunungan karst dan menuruni bukit karang.

Panorama yang terdapat di Pantai Njojogan adalah keindahan bentang alam pegunungan karst Gunung Sewu, hamparan batuan karang berselimut rumput laut yang terkikis abrasi hingga membentuk cekungan kecil memanjang ke arah pantai serta pasir putihnya di sepanjang garis pantai.
Di Pantai Njojogan terdapat batuan karang seperti jamur karena proses alamiah terkikis oleh air laut. Oleh masyarakat sekitar, Pantai Njojogan merupakan tempat mencari hewan biota laut dan rumput laut untuk dijadikan lauk-pauk.
Bagi kamu para petualang, Pantai Njojogan sangat menantang untuk dikunjungi. Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri!
Share:

PANTAI-PANTAI PALING INDAH DI KABUPATEN WONOGIRI : PANTAI SEMBUKAN

pantai sembukan
Pantai Sembukan Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri



Pantai Sembukan merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri. Pantai ini memiliki nilai historis yang erat kaitannya dengan legenda kerajaan laut selatan. Lokasi Pantai Sembukan di Dusun Sembukan Desa Paranggupito berjarak dari Kota Wonogiri kurang lebih 75 Km dengan akses jalan yang bisa di lewati kendaraan roda empat hingga sampai lokasi wisata.

Keindahan Pantai Sembukan berupa panorama himpitan dua bukit karang dipadu cekungan pantai berpasir putih. Relief batuan karst dan deburan ombak pantai selatan menciptakan suasana magis bagi pengunjung Pantai Sembukan.
Mungkin karena suasana ini pula, di kawasan wisata ini sejak ratusan tahun yang lalu dipilih oleh pembesar kerajaan di Surakarta untuk melakukan ritual Labuhan yang bertujuan menjalin komunikasi dengan Penguasa Laut Selatan. Ritual yang dilaksanakan menjelang pergantian tahun baru atau bulan Muharam (Jawa : Suro) ini masih dilestarikan oleh warga setempat hingga sekarang.

Di perbukitan sekitar Pantai Sembukan telah dibangun akses jalan berundak yang dapat digunakan pengunjung untuk menikmati Pantai Sembukan dengan berbagai sudut pandang. Bagi pecinta Fotografi Pantai Sembukan sangat menantang untuk diabadikan dalam jepretan kamera.
Tertarik untuk datang ke Pantai Sembukan....? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri!

Lihat videonya di bawah : 

 
Share:

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support