|
Semadi Perenungan Diri Ramalan Jayabaya |
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya merupakan karya pujangga Jawa sekaligus Raja Kediri yaitu Prabu Jayabaya. Asal muasal Ramalan Jayabaya dapat ditemukan dalam Kitab Musasar gubahan Sunan Giri Prapen pada tahun saka 1535 atau 1613 masehi.
Hingga kini ramalan Jangka Jayabaya sangat misterius karena banyak yang menjadi kenyataan. Bagaimana mungkin seorang pujangga yang hidup ratusan tahun silam mampu memberikan gambaran tentang kehidupan dimasa kini yang sangat cocok dengan isi ramalannya?
Mungkin inilah kehebatan spiritual para pujangga jaman dahulu. Bukan karena teknologi tetapi sebuah mata batin yang mampu menembus dimensi waktu jauh melampaui masanya. Bagi generasi milenial pengetahuan tentang karya sastra dan spiritual menjadi hal yang sangat asing. Mungkin generasi sekarang akrab dengan teknologi yang menyajikan hidup yang begitu praktis dan mudah.
Jarang generasi sekarang sudi mempelajari sejarah leluhurnya. Yang memiliki akar budaya yang sarat nilai norma dan ragam dinamika kehidupan. Ramalan Jangka Jayabaya meskipun hanya berisi kalimat yang sederhana, akan tetapi sarat makna. Sangat cocok menggambarkan kehidupan di era kini.
Berikut adalah Ramalan Jayabaya yang terbukti benar di jaman sekarang :
Besuk yen ana kreta tanpa jaran (Suatu saat nanti ada kereta tanpa ditarik oleh kuda).
Ramalan itu kini sudah terbukti, karena sudah banyak ditemukan kereta atau kendaraan yang bisa berjalan tanpa ditarik kuda atau memiliki mesin. Bahkan sekarang sudah ditemukan mobil listrik sehingga lebih praktis karena kendaraan tanpa mesin bisa berjalan.
Tanah Jawa Kalungan Wesi ( Tanah Jawa berkalung besi)
Bermakna suatu saat pulau Jawa akan di pasang besi atau rel kereta api. Dan ternyata ramalan ini tepat menggambarkan bahwa pulau Jawa sudah terhubung dengan rel kereta api mulai dari ujung barat hingga timur.
Perahu mlaku ing duwur awang-awang (Perahu berjalan di atas awan)
Gambaran seorang pujangga yang sangat tepat di era kini, yaitu sudah ditemukannya peawat terbang yang mampu menembus angkasa.
- Kali Ilang Kedunge (Sungai kehilangan mata airnya)
Ramalan tentang kerusakan alam yang begitu masif. Sang pujangga menggambarkan bahwa suatu saat nanti sungai - sungai akan kehilangan mata air sehingga kering. Terbukti bahwa sungai sekarang banyak mengalami kerusakan akibat sedimentasi dan penebangan hutan sehingga tidak ada air mengalir.
Pasar ilang kumandhang (Pasar kehilangan pamor)
Di era digital sekarang ini, ternyata sudah dapat di bayangkan oleh sang pujangga. Banyak sekali Pasar tradisional yang sepi pembeli karena sudah ada transaksi via online. Kita akan begitu takjub bagaimana mungkin sang pujangga mampu berangan - angan jauh melebihi jamanya sehingga sangat tepat menggambarkan perubahan jaman dan mungkin saja tidak ada dalam benak ahli ekonomi modern abad 21.
Iku tandha yen tekan jaman Jayabaya (Itulah tanda kalo sudah dekat dengan Jaman Jayabaya)
.....Bersambung.