|
Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Wakil Bupati Wonogiri Edy Santosa |
Hari Jumat besok (17/2/2017), tepat satu tahun kepemimpinan Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Wakil Bupati Wonogiri Edy Santosa. Di masa pemerintahan pasangan pemimpin Kabupaten Wonogiri yang lebih dikenal dengan sebutan Jekek-Edy telah melakukan perubahan besar dalam berbagai bidang.
Dengan mengusung sesanti Sesarengan Mbangun Wonogiri, Jekek-Edy berusaha membangun satu kebersamaan antara eksekutif, legislatif, dan masyarakat dalam satu gerak membangun Wonogiri.
Visi yang mereka bawa adalah MemBangun Wonogiri SUKSES, Beriman, Berbudaya, Berkeadilan, Berdaya Saing dan Demokratis.
Visi ini telah diterjemahkan dalam Panca Program Bupati Wonogiri yang berisi 5 (lima) skala prioritas Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam peningkatan kesejahteraan rakyat Wonogiri. Lima skala prioritas ini adalah pembangunan infrastruktur, pembangunan ekonomi kerakyatan dengan pembangunan pasar tradisional, pengembangan bidang pendidikan dengan program pendidikan dasar gratis, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pembangunan pertanian.
Selama tahun 2016, Panca Program Bupati Wonogiri telah didukung dengan penganggaran APBD sesuai dengan kemampuan yang ada.
Pembangunan bidang infrastruktur meliputi peningkatan jalan dan jembatan yang sebelumnya dalam kondisi memprihatinkan. Ruas jalan kabupaten yang menjadi tanggungjawab Jekek-Edy sepanjang 1.038 km yang memerlukan alokasi dana paling besar. Dengan penerapan kebijakan satu ruas tuntas, menjadi satu solusi yang coba diterapkan, yaitu dengan membangun ruas jalan hingga selesai dengan alokasi dana mencukupi. Sehingga pembangunan jalan akan mencapai 3 hingga 5 km dalam satu kali pengerjaan. Selain memudahkan dalam pertanggungjawaban juga akan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jenis peningkatan jalan yang dilaksanakan adalah cor beton dan hotmix yang sudah terbukti kualitas ketahanannnya hingga 3 tahun.
Selama tahun 2016, pembangunan infrastruktur telah meningkatkan kualitas jalan dengan panjang 323,694 km dengan menelan dana lebih dari RP. 248,148 milyard. Wilayah yang mendapatkan prioritas tahun ini adalah di kecamatan Kismantoro karena angka kemiskinannya paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dengan dibangunnya sarana jalan diharapkan mempermudah akses mobilitas dan mampu menggerakkan ekonomi lebih cepat.
Di tahun 2017, pembangunan infrastruktur masih akan mendapatkan alokasi dana APBD terbesar hingga mencapai kurang lebih Rp. 300 milyar, agar akselerasi penuntasan permasalahan jalan segera tuntas.
Dalam Panca Program Bupati Wonogiri Joko Sutopo juga memasukkan pembangunan ekonomi kerakyatan dengan pembangunan pasar tradisional. Dari fakta yang ada, selama kurang lebih 15 tahun, baru satu pasar tradisional yang berhasil dibangun. Hal ini sangat ironis karena pasar tradisional merupakan pusat perekonomian rakyat yang nyata. Melihat fakta ini, Bupati Joko Sutopo melakukan terobosan dengan menargetkan satu tahun harus ada pembangunan satu pasar tradisional.
Di tahun 2017, akan dibangun Pasar Tradisional Baturetno sebagai satu pasar yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi Wonogiri dan akan disusul dengan pembangunan pasar lainnya. Anggaran yang telah disiapkan mencapai Rp.54 milyar dengan bangunan pasar terdiri dari 2 lantai sehingga mampu menampung semua pedagang. Langkah awal dalam pembangunan Pasar Baturetno telah dilakukan dengan sukes tanpa masalah yaitu boyongan pedagang ke pasar darurat Baturetno pada pertengahan bulan Januari 2017. Pasar Tradisional Baturetno ini nantinya akan diberi nama Pasar Ir. Soekarno.
Dalam skala prioritas Panca Program lainnya adalah peningkatan bidang pendidikan dan mewujudkan program pendidikan dasar gratis. Dalam beberapa kesempatan Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyampaikan bahwa kabupaten Wonogiri sudah tertinggal jauh dari daerah lain terkait pelaksanaan pendidikan dasar gratis. Menurut kajian dari perangkat daerah terkait, program pendidikan dasar gratis dibutuhkan anggaran APBD lebih dari Rp. 35 milyar. Berdasarkan kemampuan anggaran APBD maka penerapan pendidikan dasar gratis akan bisa diwujudkan mulai tahun anggaran 2018.
Sebelum pendidikan gratis ini bisa dilaksanakan, program jangka pendek bidang pendidikan yang diterbitkan Bupati Wonogiri Joko Sutopo adalah dengan pemberian program beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Selama tahun 2016, telah disalurkan beasiswa bagi 166 mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu yang menelan dana APBD Kabupaten Wonogiri senilai Rp. 2 milyar. Pada tahun 2017, alokasi dana beasiswa akan ditingkatkan menjadi Rp. 2,5 milyar sehingga bisa mencakup lebih banyak mahasiswa dari Wonogiri yang berprestasi. Harapan yang ingin dicapai Bupati Wonogiri Joko Sutopo adalah ingin menciptakan satu generasi muda berkualitas, mampu menjawab tantangan perubahan jaman dan kelak akan tetap ingat jati dirinya, membawa satu tanggungjawab sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Selain beasiswa, program lain yang telah dilaksanakan adalah pemberian dana insentif bagi Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Jumlah GTT dan PTT yang mendapat dana insentif sebanyak 3.850 orang dengan alokasi dana APBD Rp. 1,4 milyar.
Disisi lain, dalam program peningkatan kualitas anak usia dini juga telah disalurkan Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (BOS PAUD) senilai Rp. 12 milyar.
Peningkatan pelayanan kesehatan juga menjadi satu bidang prioritas dalam Panca Program Bupati Wonogiri. Kesehatan ini merupakan satu indikator dalam index pembangunan manusia, sehingga pemerintah berkewajiban menyelenggarakan satu layanan bidang kesehatan yang berkualitas, ramah dan adil bagi seluruh rakyat. Terbatasnya infrastruktur kesehatan serta sarana dan prasarana menjadi satu kendala yang dihadapi. Disisi lain, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur kesehatan belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat.
Langkah Bupati Wonogiri Joko Sutopo dalam mengurai rumitnya permasalahan peningkatan layanan kesehatan dimulai dengan pembangunan infrastrukur pada RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Penataan sistem pengadaan sarana dan prasarana kesehatan hingga ke tingkat Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat dasar. Peningkatan kualitas SDM aparatur kesehatan dengan pola rekruitmen yang terbuka dan profesional.
Pertanian merupakan satu kekuatan ekonomi yang menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Wonogiri. Oleh karena itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo menempatkan pertanian, satu dari lima prioritas Panca Programnya. Satu kebijakan mendasar terkait dalam bidang pertanian adalah kebijakan distribusi pupuk bersubsidi. Selama ini kelangkaan pupuk bersubsidi masih kerap menjadi momok bagi petani kecil di wilayah pinggiran. Ketersediaan pupuk bagi petani sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem distribusi yang kurang berpihak kepada petani. Untuk mengurai permasalahan ini, Bupati Wonogiri Joko Sutopo melakukan satu kebijakan dengan mengajak seluruh stakeholder terkait mulai dari produsen, distibutor, agen, dan pengecer untuk duduk bersama. Tidak ada lagi satu pihak merasa diuntungkan sementara di lain pihak merasa dirugikan. Berdasarkan satu kesepakatan dan kesepahaman inilah, permasalahan kelangkaan pupuk mulai terurai dan teratasi.
Tidak hanya berhenti pada distribusi pupuk, Bupati Wonogiri Joko Sutopo juga konsisten terhadap pemenuhan alat-alat teknologi tepat guna bagi petani. Bantuan traktor, alat semprot, mesin tanam padi, mesin panen padi, pompa air, hingga alat penunjang lainnya telah diberikan kepada Gapoktan Se-Kabupaten Wonogiri.
Petani tebu, petani tembakau, petani cengkih, petani coklat, dan lainnya telah diajak berdiskusi panjang lebar apa yang menjadi keluhan, kendala dan hambatan dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Dari hasil diskusi inilah Bupati Wonogiri Joko Sutopo mencoba menyerap dan akan menterjemahkannya ke dalam kebijakan-kebijakan dalam bidang pertanian.
Selain lima skala prioritas dalam Panca Program tersebut, Bupati Wonogiri Jok oSutopo bersama Wakil Bupati Edy Santosa juga melakukan perubahan terkait dengan wajah kota Wonogiri. Penataan wajah kota Wonogiri dimulai dari dibangun kembali Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri sebagai ruang publik. Program pembangunan Alun-Alun Kota Wonogiri menelan biaya Rp. 1 milyar ini mampu menghadirkan satu suasana baru di Kota Wonogiri. Pada sore hari terlihat keramaian dan aktivitas masyarakat mengisi waktu santai bersama keluarga atau sekedar hanya ingin menikmati suasana di sekitar Alun-alun Wonogiri.
Disisi lain, penataan wajah kota juga diikuti dengan pengaturan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah. Dengan diawali dari diskusi panjang dengan seluruh anggota PKL yang ada di Kota Wonogiri, pelan tapi pasti keberadaan PKL sudah mulai nampak lebih tertib tanpa mengganggu sarana yang memang diperuntukan bagi masyarakat umum.
Penataan PKL tidak hanya di kota Wonogiri akan tetapi hingga PKL di wilayah kecamatan lain.
Penataan wajah kota akan dilanjutkan dengan membangun kembali taman-taman yang sudah mulai usang dan tidak terurus.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo juga telah merubah keberadaan Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri sebagai ruang publik. Selama ini pendopo masih dianggap tempat yang jarang tersentuh oleh masyarakat. Bahkan masih banyak masyarakat Wonogiri yang belum pernah menginjakkan kaki di Pendopo Bupati Wonogiri. Untuk itulah, secara intensif Bupati Wonogiri dalam setiap kesempatan mengajak seluruh masyarakat Wonogiri menjadikan Pendopo ini tempat melakukan aktivitas kerakyatan yang bertujuan membangun satu sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Kegiatan sarasehan, pertemuan rutin, kegiatan keagamaan, hingga aneka lomba telah digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri.
Selama tahun 2016, sepak terjang Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Wakil Bupati Wonogiri Edy Santosa didukung segenap jajarannya telah mendapat apresiasi dari pemerintah berupa pemberian penghargaan.
Penghargaan ini diantaranya adalah Piala Adipura Buana sebagai penghargaan kepada Kota Wonogiri sebagai kota layak huni. Penghargaan Kabupaten Pro Investasi dari Gubernur Jawa Tengah atas raihan prestasi dalam bidang penanaman modal terbaik.
Penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara dari Presiden Republik Indonesia atas prestasi Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran sebagai desa yang mampu mengelola ketahanan pangan.
Penghargaan Dana Rakca dari Kementrian Keuangan atas prestasi tata kelola keuangan terbaik. Penghargaan Dana Rakca ini akan diikuti penambahan Dana Insentif Daerah bagi pembangunan di kabupaten Wonogiri.
Penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan daerah yang selama ini hanya mampu pada tingkat Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Penghargaan Terbaik II dari Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri atas prestasinya sebagai badan penyelenggara layanan publik yang mampu menerapkan manajemen informasi yang transparan. Dan yang terbaru adalah Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha atas prestasi manajemen tata kelola transportasi terbaik.
Semua prestasi yang diraih bukan tujuan akhir pemerintahan Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Wakil Bupati Edy Santosa, hanya sebagai satu indikator nyata kinerja pemerintahan yang telah dilaksanakan.
Muara dari semua kerja keras seluruh komponen baik eksekutif, legislatif dan dukungan masyarakat Wonogiri adalah mewujudkan satu kesejahteraan masyarakat Wonogiri dengan sesanti Sesarengan Mbangun Wonogiri.