This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

DESA, POTENSI BANGSA MENUJU NEGARA DENGAN KEKUATAN EKONOMI NOMOR 4 DUNIA



Foto Bersama Menteri Desa, PDTT  Eko Putro Sandjojo dan Bupati Wonogiri Joko Sutopo
Setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor : 6 Tahun 2014 tentang Desa, kewenangan lebih luas kepada Desa menjadi satu modal utama untuk merubah masa depan desa-desa yang ada di Indonesia.
Kewenangan lebih luas bertujuan untuk mempercepat pembangunan perekonomian desa dan mengatasi kesenjangan pembangunan nasional. Dengan jumlah lebih dari 74.000 desa di seluruh Indonesia, merupakan satu potensi yang luar biasa untuk mewujudkan suatu kesejahteraan secara lebih merata. Berdasarkan kondisi perekonomian sekarang ini dengan pertumbuhan berkisar 5%, bangsa Indonesia telah menempatkan diri sebagai negara dengan kekuatan ekonomi 15 besar dunia. Kontribusi desa dengan segala potensi yang dimiliki sangat besar dalam menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Oleh karena itu, diperlukan satu sinergitas seluruh desa yang ada di Indonesia agar lebih meningkatkan daya dorong pertumbuhan ekonominya.

Apabila Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7% per tahun, pada 2030 nanti negara Indonesia akan lebih maju dengan kekuatan ekonomi ke 4 dunia, setelah China, Amerika dan Jepang.


Bagaimana agar bisa mewujudkannya? Satu pertanyaan besar dalam benak kita semua.


Meskipun saat ini, setelah 72 tahun merdeka, masih ada 45% desa yang masuk dalam kategori miskin dan sangat miskin. Sebanyak kurang lebih 37 juta warga negara Indonesia masuk dalam garis kemiskinan. Ironisnya sebagian besar mereka yang miskin merupakan penduduk di desa. Keterbatasan mengakses sarana publik baik pendidikan, kesehatan dan sarana infrastruktur pendukung perekonomian lainnya menjadikan kondisi di desa nyaris belum berubah dari tahun ke tahun. Keterbatasan – keterbatasan inilah menjadikan rakyat di desa seakan terkungkung oleh keadaan dan tidak bisa beranjak dari keterpurukan secara ekonomi.


Ditambah lagi, masih ada 37% anak balita kekurangan gizi dan berpotensi sakit. Angkatan Kerja Bangsa Indonesia, sebanyak 60% merupakan tamatan Sekolah Dasar/ Sekolah Menengah Pertama, sedangkan 40%-nya masih tamatan Sekolah Dasar. Hal ini jelas menunjukan rendahnya kualitas angkatan kerja bangsa kita meskipun secara etos kerja kita tidak kalah dengan bangsa lain bahkan lebih unggul. Hanya dengan pendidikan berkualitas, adil dan merata yang mampu menjadi pemutus mata rantai kemiskinan yang sudah mengakar.


Membangun sebuah negara yang dahulunya terjajah dan miskin dengan luas seperti negara Indonesia bukan semudah membalik telapak tangan. Diperlukan satu kondisi yang kondusif, dengan didukung oleh semangat seluruh rakyat agar mau bekerja lebih keras, bekerja lebih cerdas memanfaatkan segala potensi yang ada. Butuh pemuda – pemuda desa dengan ide kreatif yang bisa menumbuhkan ekonomi di wilayahnya. Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator akan terus mendorong dengan kebijakan – kebijakan yang berpihak pada pengembangan kemandirian desa. Salah satu kebijakan yang telah dilaksanakan adalah mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Alokasi Dana Desa (ADD)  yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di era JOKOWI-JK, besar ADD pada tahun 2015 masih berkisar Rp. 20,28 Trilyun. Kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp. 46,96 Trilyun sedangkan tahun 2017 menjadi Rp. 60 Trilyun. Komitmen pemerintah kepad desa terus ditingkatkan dengan mengalokasikan ADD pada tahun 2018 menjadi Tp. 120 trilyun atau per desa akan menerima tidak kurang dari Rp. 1,6 milyar. Jika hanya diberikan anggaran yang besar tanpa diberikan pedoman arah kebijakan, penggunaan anggaran tersebut kemungkinan besar Kepala Desa banyak yang salah arah dan sasaran dalam membangun desa. Melalui Kementrian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menetapkan 4 program yang harus dijadikan kepala desa dalam membangun wilayahnya agar mampu berakselerasi meningkatkan ekonominya. Pertama, adalah Program Kawasan Perdesaan (Prukades). Program ini mengharuskan desa dapat memilih satu potensi yang bisa dikembangkan secara lebih ekonomis, baik pertanian maupun perkebunan. Dengan satu desa satu produk yang memiliki skala besar akan menjadi daya tarik investor swasta agar bisa masuk dan menanamkan investasi pemicu ekonomi di desa tersebut. Kedua, adalah pembangunan Embung Desa untuk mengairi sawah yang ada di wilayahnya. Sarana penyimpan cadangan air ini sangat bermanfaat bagi petani di desa untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian naik 2 kali lipat dari hasil sebelumnya. Embung Desa dapat dibangun dengan cara membendung sungai, sodetan sungai, maupun rekayasa aliran sumber air lainnya. 

Ketiga adalah Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberadaan badan usaha milik desa sangat penting artinya dalam penguatan ekonomi di desa. Disisi lain, keberadaan BUMDes sebagai sumber pendapatan asli desa yang akan menambah jumlah anggaran pembangunan. Dengan kreatifitas, banyak potensi di desa yang bisa dikembangkan menjadi satu usaha dengan keuntungan yang luar biasa. Dukungan pemerintah untuk mengembangkan BUMDes adalah membentuk PT Mitra BUMDes Nusantara yang akan menjadi partner untuk mengelola dan mengambangkan usaha-usaha di desa. Banyak produk-produk dari BUMN yang bisa dijadikan komoditi untuk dijual melalui BUMDes seperti pupuk bersubsidi, gas elpiji 3 kg, semen, dan banyak lainnya. Keuntungan yang diperoleh ini tentunya akan dikembalikan kepada masyarakat melalui pembangunan di desa tersebut.


Keempat adalah pembangunan sarana dan prasara olahraga. Di era globalisasi sekarang ini, olahraga telah menjadi satu gaya hidup yang dilakukan banyak orang. Selain menjadikan badan semakin sehat dan bugar, olahraga dapat menjadi satu sumber dalam mengangkat perekonomian suatu daerah. Cara paling sederhana adalah menggelar event pertandingan dan perlombaan olahraga. Dalam level terendah, event olahraga akan menumbuhkan multiplier efek secara ekonomi. Mulai dari toko kostum olahraga, pernak pernik suporter, parkir yang bisa dikelola karang taruna, warung-warung makan, persewaan kelengkapan event dll. Hal ini dapat terwujud apabila tersedia sarana dan prasana olahraga yang memadai.  Keempat program Kementrian PDT apabila dilaksanakan oleh Desa, maka desa tersebut akan menjadi berubah menjadi kawasan berdaya saing tinggi.


Selain memperbesar ADD kepada Desa, hal mendasar agar desa menjadi lebih maju adalah merubah pola pikir rakyat desa untuk bisa semakin produktif dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dengan sentuhan teknologi tepat guna dan manajemen usaha akan menjadikan rakyat lebih mandiri secara ekonomi.


Pertumbuhan ekonomi tidaklah linier akan tetapi sangat tergantung banyak faktor yang mempengaruhinya. Kondisi wilayah yang kondusif, aman, stabil merupakan satu pra syarat mutlak. Bangsa indonesia yang sangat plural dengan ratusan suku bangsa, bahasa daerah, adat dan budaya, serta perbedaan keyakinan beragama merupakan satu hal yang harus diterima oleh seluruh rakyat. Masyarakat di desa harus dijauhkan dari pengaruh yang bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.


Kebhinekaan merupakan satu keniscayaan sekaligus anugerah paling besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus terus dijaga. Bercermin dari kondisi bangsa timur tengah yang hancur karena ego satu kelompok yang ingin memaksakan kehendak, menjadikan bangsa timur tengah hancur lebur. Untuk memperbaiki kondisi seperti semula akan dibutuhkan ratusan tahun. Cerminan dari negara timur tengah ini, hendaknya membuat kita sadar betapa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan satu modal dasar dan utama dalam menuju kesejahteraan bersama. Kita bisa hidup dengan aman, tentram, bebas beribadah, bekerja, dan mencari penghidupan yang layak. Tinggal kita terus berupaya memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Berbuat yang nyata adalah satu hal harus segera dilaksanakan daripada berdebat kusir dan terpengaruh dengan isu-isu yang digembar-gemborkan orang yang tidak suka bangsa kita bekerja.


Selain situasi dan kondisi yang kondusif, sarana infrastuktur yang memadai merupakan modal utama selanjutnya. Tanpa infrastuktur, pertumbuhan ekonomi akan terus tersendat karena daya saing yang rendah. Bandara udara harus dibangun, pelabuhan, jalan tol, kereta api, stasiun, terminal, jalan dan jembatan. Dalam APBN yang hanya berkisar Rp. 2.000 Trilyun sangat kurang memadai untuk mewujudkan itu semua. Diperlukan investasi pihak ketiga agar terjadi percepatan pembangunan infrastruktur yang bisa mencapai Rp. 3.000 trilyun setiap tahun.  Pembangunan infrastuktur harus dilakukan secara masif, terarah dan terukur agar terjadi pemerataan pembangunan dan memperluas akses mobilisasi transportasi secara merata. Dengan demikian akan meningkatkan kelancaran arus transportasi yang pada akhirnya menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing.
Dengan kerja keras dan upaya nyata kita bersama, bangsa Indonesia pada tahun 2030 nanti akan bisa terbebas dari kemiskinan. Semoga.
 
(Disarikan dari pidato Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia saat kunjungan kerja di Kabupaten Wonogiri)
Share:

e-book Wonogiri Dalam Angka Tahun 2016



wonogiri dalam angka
Cover Wonogiri Dalam Angka Tahun 2016

Di era digital sekarang ini ketersediaan data dalam bentuk soft copy sangat diperlukan. Data ini dapat mudah di akses kapanpun dan dimanapun asal ada jaringan internet.

Seperti di kutip dari laman resminya, BPS Kabupaten Wonogiri telah  mengeluarkan dokumen Buku Wonogiri Dalam Angka Tahun 2016 dalam bentuk softcopy. Buku Wonogiri Dalam Angka berisi tentang gambaran umum Kabupaten Wonogiri, mulai dari geografi, pemerintahan, kependudukan dan ketenagakerjaan, sosial, pertanian, industri dan energi, perdagangan, hotel dan pariwisata, transportasi dan komunikasi, keuangan daerah dan harga, pengeluaran penduduk dan konsumsi makanan, pendapatan regional serta perbandinga antara kabupaten/kota. 

Bagi yang membutuhkan dapat download di link berikut ini : e-book Wonogiri Dalam Angka Tahun 2016
Share:

Kisah Perjuangan Kyai Tambak Merang Sang Pemberontak Asal Girimarto Wonogiri Melawan Kolonial Belanda




Sebelum Indonesia berdiri, kekangan penjajah kolonial begitu pedih dirasakan oleh rakyat. Selain merampas hak-hak rakyat jelata, pemberlakuan kerja paksa dan pajak yang tinggi semakin menjerumuskan rakyat ke dalam jurang kemiskinan. Rakyat jelata sengaja dibuat tidak berpendidikan agar mudah diatur dan diarahkan sesuai keinginan para kolonial. Hal inilah yang mendasari gerakan-gerakan perjuangan menentang kolonial. Bagi para pembesar kolonial, adanya gerakan perjuangan dianggap sebagai pemberontakan yang harus dimusnahkan. 


Pada tahun 1935, di Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri ada bara api perjuangan melawan kolonial Belanda bangkit dan dipimpin oleh seorang Guru Spiritual bernama Kyai Tambak Merang. Pemberontakan ini membuat gusar penjajah Belanda karena mampu mengumpulkan simpati ribuan rakyat jelata untuk bergabung. 


Nama kecil Kyai Tambak Merang adalah Sarimin. Ia lahir di Dusun Sunggingan Desa Sidakarta Kecamatan Girimarto, pada tahun 1875. Sarimin menghabiskan masa kecil dalam keadaan miskin karena orang tua merupakan petani.


Pada usia 25 tahun, Sarimin muda menikah dengan seorang gadis bernama Wiwit. Setelah menikah, Sarimin mengganti nama menjadi Wirasetika. Bersama sang istri, Wirasetika kemudian tinggal dan menetap di Tambak Merang. 


Pada tahun 1903, Wirasetika bersama kedua temannya, Sadrana dan Nayareja mencari ilmu kejawen dengan berguru kepada Kyai Sidik Permana di Desa Dlepih, Tirtomoyo.Setelah cukup mumpuni dalam olah batin dan raga, Wirasetika menjalankan ritual mati raga beberapa tahun untuk mencari pulung. Tujuan utama agar bisa menggapai tingkat ilmu yang mumpuni dan mampu menjadi seorang kyai atau guru. Konon menurut kisahnya, Wirasetika berhasil menggapai Wahyu Katak pada tahun 1915. Dalam beberapa kesempatan, Wirasetika juga sempat mencari ilmu dan berguru kepada beberapa Kyai termasuk, Kyai Sonowijoyo dari Yogyakarta.


Setelah menggapai derajat tinggi ilmu kebatinan, pada tahun 1924, Wirasetika mendirikan tempat spiritual  dan pengobatan orang sakit. Selain itu, Wirasetika mengklaim diri menjadi seorang guru spiritual. Sejak itulah, nama Wirasetika dikenal sebagai Kyai Tambak Merang. Selama menjadi guru spiritual, Kyai Tambak Merang meramalkan di tanah Jawa tidak akan muncul Raja lagi. Kemudian hari, ramalan ini ternyata menjadi kenyataan, karena setelah Raja Mangkunegara ditanah Jawa, seluruh rakyat bergabung kepada Republik menjadi sebuah negara bukan lagi kerajaan. 


Untuk menarik simpati rakyat jelata, Kyai Tambak Merang membuat ramalan lagi bahwa pada bulan Sura akan datang sebuah bencana alam berupa banjir bandang. Kyai Tambak Merang mengumumkan bahwa dengan ilmu yang berasal darinya, siapapun akan terhindar dari mara bahaya, dan setelah semua berlalu akan datang masa kemakmuran. 


Akibat dari ramalan ini, Kyai Tambak Merang dalam waktu singkat mendapat simpati dari rakyat jelata hingga mencapai ribuan orang. Simpatisan kemudian direkrut menjadi pengikut Kyai Tambak Merang. Setelah berhasil mengumpulkan ribuan pengikut, Kyai Tambak Merang mulai membuat langkah-langkah yang membuat gusar Kolonial Belanda. Salah satu rencananya adalah ingin membuat sebuah istana di Wonogiri. Secara tidak langsung, hal ini merupakan sindiran yang ditujukan pemerintah kolonial yang menciptakan jurang kesengsaraan dan kemiskinan rakyat Wonogiri. 

Gerakan yang dilakukan Kyai Tambak Merang dengan terus membuat kritikan kepada kolonial hingga membuat setiap langkahnya selalu diawasi. Kyai Tambak Merang terus berusaha meyakinkan kepada pengikutnya, akan datang suatu masa dengan kehadiran Ratu Adil yang akan membebaskan rakyat dari kemiskinan dan kesengsaraan. Dengan adanya harapan-harapan inilah, rakyat yang menjadi pengikut semakin mendukung setiap langkah Kyai Tambak Merang dan tidak patuh lagi kepada pemerintah Kolonial. 


Akibatnya, pemerintah kolonial menganggap Kyai Tambak Merang adalah seorang pemberontak yang membuat keresahan rakyat. Dalam menjalankan gerakan perjuangan, Kyai Tambak Merang kurang memperhatikan kebersamaan dan tidak terorganisasi dengan baik. Kemungkinan dalam hal organisasi pergerakan, Kyai Tambak Merang belum berpengalaman. Dengan melihat kelemahan gerakan Kyai Tambak Merang, pemerintah kolonial akhirnya menangkap Kyai Tambak Merang pada tahun 1935.


Akhirnya oleh Pemerintah kolonial memvonis Kyai Tambak Merang dan kemudian dipenjara di Surakarta. Setelah tokoh Kyai Tambak Merang dipenjara, praktis gerakan perlawanan pupus dan padam dengan sendirinya. Kisah perjuangan Kyai Tambak Merang, mengilhami rakyat jelata untuk terus berjuang melawan bentuk penjajahan dan penindasan. 


Itulah kisah perjuangan pergerakan Kyai Tambak Merang dari Girimarto Kabupaten Wonogiri.
Share:

PRODUK KREATIF WONOGIRI : Karya Deling Indah Kerajinan Tangan Berbahan Bambu Asli Wonogiri

kerajinan bambu wonogiri
Karya Deling Indah Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri


Di era modernisasi sekarang ini, hampir seluruh peralatan pendukung kehidupan manusia terbuat dari plastik. Material plastik paling mudah dibentuk menjadi apa saja dalam skala industri besar. Mulai dari tas kresek hingga mobil semua dapat dipastikan ada material dari bahan plastik. Plastik ini jika tidak digunakan lagi akan menjadi sampah yang sulit terurai di tanah.


Seiring kesadaran untuk kembali ke alam, tren penggunaan peralatan dari bahan non plastik mulai meningkat. Penggunaan material yang mudah terurai utamanya dari alam yang mudah terurai, seperti kayu, rotan, bambu dan bahan alami lainnya. 


kerajinan bambu wonogiri
Uniknya Karya Deling Indah Kecamatan Manyaran


Di tangan Widiyatno warga RT 01 RW 06 Dusun Sidoharjo Desa Karanglor Kecamatan Manyaran, pohon bambu mampu dirubah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi.


Produk kerajinan bambu bahkan bisa lebih dari 50 jenis barang, yaitu piring, tempat buah, lampu hias, tempat tisu, serta aneka tempat serbaguna lainnya. Semua kerajinan ini terbuat dari bambu yang telah diolah hingga menjadi barang berkualitas tinggi.

Keunikan kerajinan ini begitu kental dengan melihat kerumitan anyaman bambu hingga menjadi sebuah produk yang bermanfaat. 
Lampu Hias Bambu Karya Deling Indah Kecamatan Manyaran

Lampu hias contohya, memiliki tampilan yang indah dengan bentuk yang klasik dan bisa dipadukan dengan teknologi terkini misal pakai lampu LED. Kesan klasik dan modern jelas bisa menjadi pemanis sudut ruang di rumah dengan gaya klasik.


Widiyatno bersama 20 warga Desa Karanglor sudah puluhan tahun menekuni pekerjaan sebagai pengrajin bambu. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari Rp. 10 ribu hingga produk rumit seharga Rp. 300 ribuan. Pemasaran produk masih mengandalkan pesanan dari pengepul. Untuk memperluas jangkauan pemasaran, ia telah mengikuti pameran yang diadakan baik lokal maupun regional. Kendala utama memang pada proses pengerjaan yang masih mengandalkan cara tradisional sehingga hanya mampu berproduksi dalam skala rumah tangga.


Penasaran dengan produk Karya Deling Indah Kabupaten Wonogiri? Ayo Rame-Rame Pakai Produk Lokal Wonogiri!


Share:

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support