This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

PENDIDIKAN DASAR GRATIS DI KABUPATEN WONOGIRI



 
Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Wakil Bupati Edy Santosa menyerahkan Piagam Penghargaan kepada siswa berprestasi.
Pendidikan adalah investasi berharga untuk generasi bangsa. Membekali generasi penerus dengan ilmu pengetahuan yang berkarakter merupakan satu modal utama demi kelangsungan hidup sebuah negara dalam menggapai cita-cita para pendiri bangsa.  Satu kondisi yang sangat ironis jika 72 tahun sudah Indonesia merdeka, rakyat yang ingin menyekolahkan anaknya harus mengeluarkan biaya yang tinggi.  Akses pendidikan juga masih belum sepenuhnya merata di semua wilayah, termasuk yang ada di Kabupaten Wonogiri.

Dalam satu kesempatan, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengungkapkan bahwa potret pendidikan di Kabupaten Wonogiri masih sangat memprihatinkan. Kabupaten Wonogiri belum mampu menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah harus mampu menyelenggarakan pendidikan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik, dengan sistem terbuka dan multimakna.



Di wilayah Se-Eks Karesidenan Surakarta hanya Kabupaten Wonogiri yang belum menyelenggarakan pendidikan dasar gratis. Melihat kondisi di Kabupaten Wonogiri yang masih memiliki angka kemiskinan 12,98%, perlu ada satu kebijakan dari pemerintah yang mampu menjadi daya ungkit agar kemiskinan dapat dikurangi secara signifikan. Panca Program Bupati Wonogiri sebagai perwujudan kebijakan yang ditempuh dalam menterjemahkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, menempatkan 5 (lima) skala prioritas dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur, ekonomi kerakyatan melalui pembangunan pasar tradisional, pendidikan, kesehatan dan juga bidang pertanian.



Seperti yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor : 22 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan khususnya pasal 14, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi warga masyarakat tanpa membedakan ras, suku, agama dan golongan. Kedua bahwa pemerintah menjamin terselenggaranya dana / anggaran guna mewujudkan terselenggaranya wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun bagi setiap warga masyarakat. Dan ketiga pemerintah membantu pendidikan kepada satuan pendidikan dasar keagaman.



Berdasarkan pada Perda tersebut, komitmen Pemerintah Kabupaten Wonogiri terhadap pendidikan diwujudkan dengan memberikan prioritas utama yang ditunjang dukungan anggaran APBD Kabupaten Wonogiri. Alokasi APBD Kabupaten Wonogiri ini digunakan untuk membiayai Program Pendidikan Dasar Gratis  mulai tahun ajaran 2018, dengan jumlah anggaran mencapai Rp. 28,4 Milyar.



Anggaran untuk pendidikan dasar gratis di wujudkan ke dalam Biaya Operasional Sekolah (BOS) Daerah. BOSDA ini ditujukan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional belajar mengajar siswa diantaranya adalah pembelajaran dan ekstra kurikuler, pengambangan perpustakaan sekolah, kegiatan penerimaan siswa baru, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian kebutuhan habis pakai sehari-hari, biaya langganan jasa listrik/air/internet/telephon, biaya perawatan/perbaikan sarana dan prasarana sekolah ringan, pembayaran jasa guru / petugas sekolah yang belum dibiayai BOS Pusat, membantu siswa miskin, biaya pengelolaan dana BOS, pengadaan peralatan praktek, pengadaan sarana sanitasi, pengembangan manajemen sekolah, dan pengadaan mebelair.



Dengan adanya dana BOSDA sebagai wujud tanggungjawab pemerintah daerah terhadap proses belajar mengajar siswa seluruh Kabupaten Wonogiri maka sekolah dilarang menarik biaya kepada siswa/orang tua siswa dalam bentuk apapun, menyalahgunaan dana BOSDA yang tidak sesuai peruntukkannya dan melakukan pengadaan seragam dan kebutuhan personal siswa.



Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyampaikan program pendidikan dasar gratis merupakan bentuk keseriusan pemerintah terhadap pembangunan sumber daya manusia di kabupaten Wonogiri. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengalaman masa lalu seorang Jekek yang pernah mengalami masa-masa sulit ketika menempuh pendidikan.



Joko Sutopo menegaskan kembali bahwa tantangan kedepan semakin berat. Komitmen Seorang Jekek memberikan modal kepada generasi penerus dengan kapasitas kelimuan yang benar-benar berkualitas. Program pemerintah tidak hanya pada pendidikan dasar, bahkan dimulai dari pemberian Bantuan Operasional (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan nilai anggaran Rp. 12,8 milyar pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2017 nilainya meningkat menjadi Rp. 14 milyar dan Rp. 350 juta dari APBD Kabupaten Wonogiri.



Bagi mahasiswa berprestasi, Pemerintah Kabupaten Wonogiri mulai tahun 2016 telah menerbitkan  program beasiswa dengan besar anggaran mencapai Rp. 2 milyar untuk 166 mahasiswa. Sedangkan pada tahun 2017 ditingkatkan menjadi Rp. 2,5 milyar. 

Pidato Bupati Wonogiri Panca Program Pendidikan Gratis : 
 
Share:

SEPENGGAL KISAH SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT WONOGIRI MENUMPAS PEMBERONTAKAN PKI MADIUN TAHUN 1948



monumen pki tirtomoyo
Monumen Penumpasan Pemberontakan PKI Madiun Di Desa Hargorejo Tirtomoyo


Partai Komunis Indonesia (PKI) telah dibubarkan dan terlarang di bumi pertiwi. Ideologi komunis bertentangan dengan ideologi bangsa kita, Pancasila. Banyak peristiwa kelam bangsa Indonesia yang berkaitan erat dengan PKI yang sempat tumbuh di Indonesia sejak jaman perjuangan. 
Semua peristiwa kelam merupakan bagian dari sejarah panjang Republik Indonesia, yang digunakan sebagai cermin diri, bagaimana untuk terus menapaki masa depan demi kejayaan bangsa dan negara NKRI.



Beberapa peristiwa kelam PKI yang memberontak kepada pemerintah yang sah. Selain peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, ada satu pemberontakan yang dilakukan PKI pada tanggal 18 September 1948 di Kota Madiun Jawa Timur. Pemberontakan PKI ini dikenal dengan nama Peristiwa Madiun. Peristiwa Madiun dipimpin oleh Musso seorang tokoh komunis yang telah lama tinggal di Uni Soviet.



Pemberontakan PKI Madiun menjalar ke berbagai wilayah termasuk di Kabupaten Wonogiri tepatnya di wilayah Kecamatan Tirtomoyo. Pada saat itu, anggota PKI dan Pesindo (Partai Sosialis Indonesia) melakukan pembunuhan terhadap tokoh dan rakyat yang anti komunis dimana-mana. 


Sedangkan di Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, PKI telah melakukan penculikan tokoh-tokoh pro Republik Indonesia dan ditempatkan pada sebuah gudang penyimpanan dinamit. Kurang lebih 200 orang tokoh ditawan PKI di tempat tersebut. Tokoh yang ditawan terdiri dari pamong praja, polisi, dan tokoh masyarakat.



Untuk menumpas pemberontakan PKI ini, pemerintah telah menugaskan prajurit dari berbagai kesatuan diantaranya Brigade Slamet Riyadi dan Batalyon Nasuhi. Batalyon Nasuhi dengan dibantu rakyat Tirtomoyo inilah yang berhasil menguasai kembali wilayah Tirtomoyo dari tangan pemberontak PKI. Ditempat tawanan ditemukan jenasah 56 orang yang menjadi korban keganasan pemberontak PKI.



Untuk mengenang perjuangan menumpas PKI di Desa Hargorejo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri didirikan sebuah Monumen Penumpasan Pemberontakan PKI. Di monumen ini ada bangunan batu marmer yang bertuliskan tokoh-tokoh yang menjadi korban pemberontkan PKI. 
Nama Korban PKI Madiun di Tirtomoyo (sumber foto : fandhi-leonel.blogspot. co.id)
Berikut adalah nama-nama korban Pemberontakan PKI Madiun di Kecamatan Tirtomoyo yang tercatat dalam monumen :

  1. Soewarno Honggopati Tjitro Hupojo (Bupati Sukoharjo)
  2. Hardjowidjoto (Asisten Wedono Tirtomoyo)
  3. Sastrodiredjo (MPP Tirtomoyo)
  4. Moertipranoto (Kepala Polisi Wonogiri)
  5. Soekoesman Hardjo Hoekoro (Wedono Baturetno)
  6. Martowasito (Asisten Wedono Baturetno)
  7. Tjitro Soelarso (Polisi Baturetno)
  8. Soemo Sarojono (Wedono Wuryantoro)
  9. Soetatmo Pontjowinoto (Asisten Wedono Wuryantoro)
  10. Soetarman (Asisten Wedono Nguntoronadi)
  11. Kyai Kamidin Jati/ Hamid Dimjati (Tokoh Pesantren Tremes Jawa Timur)
  12. Boenjamin (Naib Giriwoyo)
  13. Soemo (Kepala Kantor Pos Wonogiri)
  14. Troeno Soewarso (Polisi PP Wonogiri)
  15. Mingan (Polisi Baturetno)
  16. Djogo Soewondo (Polisi PP Baturetno)
  17.  Prawiro Soetarno (Polisi Wonogiri)
  18. Abdoel Rochim (Tokoh Pracimantoro)
  19.  Sakoen (Pegawai Kantor Wuryantoro)
  20.  Kartojo (Petani Balepanjang)
  21. 9 orang Tentara Siliwangi
  22. 26 orang korban Tidak Dikenal
(Sumber : wikipedia, Buku Sejarah Terjadinya Pemerintahan Di Wonogiri, 2006)
Share:

PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO KABUPATEN WONOGIRI



Waduk Pidekso Kabupaten Wonogiri
Waduk Pidekso merupakan salah satu proyek pemerintah pusat yang menjadi prioritas strategis yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, selain pembangunan Waduk Gondang Kabupaten Karangnyar, Waduk Bendo Kabupaten Ponorogo, Waduk Tukul Kabupaten Pacitan dan Waduk Gongseng Kabupaten Bojonegoro.

Inisiasi pembanguan proyek waduk Pidekso telah ada sejak era Presiden Soeharto pada tahun 1980-an. Dimungkinkan proyek ini merupakan rencana kelanjutan dari pembangunan beberapa waduk yang ada di kabupaten Wonogiri, seperti Waduk Gajah Mungkur, Waduk Songputri dan lainnya.


Mengutip dari laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas bahwa Waduk Pidekso akan dibangun mulai dari tahap konstruksi tahun 2015 dan beroperasi mulai tahun 2018. Namun saat ini proses pembebasan lahan untuk bendungan Pidekso masih berjalan dan belum selesai. Melihat perkembangan yang ada, besar kemungkinan proses pembangunan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2017 dan diperkirakan selesai pada tahun 2019. Anggaran pembangunan Waduk Pidekso merupakan anggaran APBN sebesar kurang lebih Rp. 450 milyar. Proyek pembangunan Waduk Pidekso akan dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan sebuah BUMN bisnis konstuksi yang telah mengerjakan proyek-proyek besar skala nasional. 


Lokasi Waduk Pidekso berada di Desa Pidekso dan Desa Tukulrejo Kecamatan Giriwoyo serta Desa Sendangsari Kecamatan Batuwarno. Berdasarkan jenis material pembangunannya, Waduk Pidekso merupakan waduk tipe urugan random inti tegak. Puncak badan bendungan Waduk Pidekso memiliki panjang 383 meter dengan Lebar puncak bendungan sekitar 10 meter. Tinggi badan bendungan dari dasar sungai kurang lebih dari 31 meter dan dari dasar galian setinggi 44 meter. 


Luas area waduk mencapai 330 hektar dengan memiliki daya tampung air sebanyak kurang lebih 25 juta meter kubik. Kapasitas daya tampung efektif berkisar 17 juta meter kubik. Dengan kapasitas ini, Waduk Pidekso mampu mengairi lahan pertanian seluas 1.500 ha dan menyediakan pasokan air baku sebesar 0,30 m³/detik. 


Pembangunan sebuah proyek besar tentunya memiliki dampak bagi masyarakat selain dampak positif juga diikuti dampak negatif.  Tidak terkecuali pembangunan Waduk Pidekso yang memerlukan pembebasan lahan milik rakyat khususnya di tiga desa. 


Luas lahan yang dibebaskan untuk badan bendungan mencapai 34,35 ha, yang dimiliki oleh masyarakat di tiga desa dua kecamatan. Sedangkan warga desa yang terdampak pembangunan Waduk Pidekso yaitu desa Pidekso Kecamatan Giriwoyo sebanyak 410 KK, Desa Tukulrejo Kecamatan Giriwoyo sebanyak 193 KK dan Desa Sendangsari Kecamatan Batuwarno sebanyak 318 KK sehingga total 921 KK. 


Para warga desa yang terdampak sudah membentuk sebuah organisasi yang beri nama Formastri  (Forum masyarakat peduli tanah kelahiran tiga desa) yang sudah berbadan hukum. Dengan organisasi ini, warga desa yang terdampak dapat memiliki satu wadah dalam menyelesaikan permasalahan terkait dengan proses ganti rugi dan kelanjutan nasib setelah mereka diharuskan melepaskan tanah kelahirannya. Pengorbanan masyarakat Wonogiri untuk pembangunan waduk tidak hanya untuk Waduk Pidekso akan tetapi sudah dimulai sejak dibangunnya Waduk Gajah Mungkur Wonogiri pada tahun 1977.



Data Teknis Waduk Pidekso Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri :

  • Tipe bendungan : urugan random inti tegak
  • Luas area genangan: 330 ha
  • Dimensi badan bendungan: panjang 383 meter lebar 10 meter dan tinggi 31 meter.
  • Daya tampung : 25 juta meter kubik.
  • Pengairan irigasi : 1.500 ha
  • Kapasitas air baku : 0,3 meter kubik/detik
  • Warga terdampak : 921 KK



Dengan dibangunnya Waduk Pidekso diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat tidak hanya yang memiliki sawah di hilir Waduk tetapi juga bagi warga yang saat ini merelakan tanah kelahirannya untuk pembangunan Waduk Pidekso.

(Diolah dari berbagai sumber)
Share:

Definition List

Unordered List

Support