Kabupaten Wonogiri memiliki sejarah panjang yang meninggalkan situs petilasan berada hampir di seluruh wilayah. Selain berdasarkan sejarah, banyak cerita rakyat telah dibumbui mitos hingga menjelma menjadi cerita yang lebih menarik.
Berikut 5 tempat misterius berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di Paranggupito Kabupaten Wonogiri :
Borampo Diyakini Sebagai Tempat Di Buangnya Jasat Mbah Glemboh |
BORAMPO
Borampo merupakan satu tempat misterius tempat di dibuangnya mayat Mbah Glemboh seorang sakti yang konon berubah jadi batu. Lokasi tempat misterius ini berada di Dusun Ngledok Desa gendayakan. Tempat misterius ini berupa luweng dengan lebar 4 meter dengan kedalaman yang belum ketahui.
Yang menjadi istimewa adalah ketika wilayah sekitar hujan lebat, konon air hujan tidak akan mengalir ke dalam luweng meskipun posisinya lebih rendah.
Karena tempat ini dianggap memiliki aura spiritual, ada masyarakat yang memanfaatkan sebagai tempat melakukan ritual jika sedang terjerat masalah hukum.
Makam Kuno Kandangan |
MAKAM KUNO KANDANGAN
Makam Kuno Kandangan terletak di Dusun Dawung Desa Gudangharjo merupakan tiga makam kuno yang tidak diketahui sejak kapan makam itu ada. Makam ini berada di ilalang serta persis dipinggir bibir tebing laut selatan. Untuk menjangkaunya dapat dicapai dengan jalan kaki sekitar 3 Km melewati bukit dan tegalan milik warga.
Menurut cerita masyarakat, tiga makam itu diyakini merupakan makam tiga orang punggawa kerajaan Kasunanan Surakarta yaitu Ki Sutejo, Ki Sutemong dan Ki Sulengkoro. Yang aneh pada Makam Kuno Kandangan adalah arah makam yang tidak seperti makam lainya membujur ke utara, akan tetapi sedikit membujur ke arah timur.
Petilasan Mbah Maten Berupa Pohon Besar |
MAKAM MBAH MANTEN
Tempat misterius ini berupa pohon besar yang di pangkal pohon terdapat makam atau petilasan Mbah Manten. Makam ini terletak di Dusun Sambi Desa Ketos Paranggupito. Pohon besar ini merupakan gabungan tiga pohon yang menyatu yaitu pohon Unut, Doya dan Kipik.
Terlihat cukup mencolok karena pohon memiliki dedaunan yang sangat rindang ditengah ladang yang jarang ada pepohonan, sehingga mudah untuk mencari petilasan misterius ini.
Fenomena menarik pada tempat misterius ini adalah daun yang jatuh dari pohon tidak akan menjauh dari pohonnya. Meskipun ada tiupan angin kencang daun seakan tidak beranjak dari tanah sekitar petilasan misterius ini.
Makam Ki Curocono Tempat Ritual Udan Dawet |
MAKAM KI CUROCONO TEMPAT RITUAL UDAN DAWET
Makam Ki Curocono terletak di Dusun Sambi Desa Ketos Kecamatan Paranggupito. Pada jaman dahulu Ki Curocono adalah punggawa Kerajaan Majapahit juga seorang tokoh sakti mandraguna. Kemampuannya membuat takjub warga sekitar, terutama bisa mendatangkan hujan saat musim kemarau tiba. Disamping itu, Ki Curocono juga mampu memindahkan air dari Telaga Gedong ke Kedokan dengan cara yang unik.
Ki Curocono hanya menggunakan keranjang bambu yang berlubang untuk memindahkan air tanpa tumpah sedikitpun. Makam Ki Curocono juga digunakan sebagai tempat melakukan ritual Udan Dawet sebagai permohonan untuk meminta hujan. Ritual ini telah lama hilang karena air mudah didapatkan warga.
Makam Ki Ageng Kebo Kanigoro |
MAKAM KI AGENG KEBO KANIGORO
Makam yang terletak di pasar Pahing Desa Ketos diyakini sebagai Makam Ki Ageng Kebo Kanigoro. Berdasarkan cerita rakyat setempat, Kebo Kanigoro merupakan adik Ki Ageng Kebo Kenongo. Mereka putra Ratu Pembayun (putri Brawijaya 5/Majapahit) yang diperistri Raja Kerajaan Pengging yakni Ki Ageng Pengging Sepuh atau Pangeran Handayaningrat.
Karena adanya konflik antara Kesultanan Demak dengan Syech Siti Jenar yang dianggap mengajarkan ajaran sesat. Ki Ageng Pengging, termasuk Kebo Kenongo dan Kebo Kanigoro yang merupakan pengikut Syech Siti Jenar turut menjadi buruan pasukan Demak untuk dihukum mati.
Menurut versi cerita rakyat setempat, Ki Ageng Kebo Kanigoro kemudian melarikan diri hingga Paranggupito dan menyamar manjadi Mbah Tondho. Hingga sampai akhir hayatnya kemudian dimakamkan di tempat ini.
Makam yang terletak di pasar Pahing Desa Ketos diyakini sebagai Makam Ki Ageng Kebo Kanigoro. Berdasarkan cerita rakyat setempat, Kebo Kanigoro merupakan adik Ki Ageng Kebo Kenongo. Mereka putra Ratu Pembayun (putri Brawijaya 5/Majapahit) yang diperistri Raja Kerajaan Pengging yakni Ki Ageng Pengging Sepuh atau Pangeran Handayaningrat.
Karena adanya konflik antara Kesultanan Demak dengan Syech Siti Jenar yang dianggap mengajarkan ajaran sesat. Ki Ageng Pengging, termasuk Kebo Kenongo dan Kebo Kanigoro yang merupakan pengikut Syech Siti Jenar turut menjadi buruan pasukan Demak untuk dihukum mati.
Menurut versi cerita rakyat setempat, Ki Ageng Kebo Kanigoro kemudian melarikan diri hingga Paranggupito dan menyamar manjadi Mbah Tondho. Hingga sampai akhir hayatnya kemudian dimakamkan di tempat ini.
See On Youtube :
Penasaran fenomena unik ini? Jangan sungkan menjelajahi keunikan Paranggupito...!