This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

SOKO LANGIT TAWARKAN SENSASI BERENANG DENGAN PEMANDANGAN ALAM


Soko Langit Desa Conto Wonogiri (Foto: wisatakaka.com)
Satu lagi wisata alam di Kabupaten Wonogiri yang lagi viral, Soko Langit. Wisata ini terletak di Dusun Nglarang Desa Conto Kecamatan Bulukerto. Jarak dari Kota Wonogiri kurang lebih 35 Km arah timur laut. Dengan kendaraan mobil dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1,5 jam. Soko Langit memiliki ketinggian 1.000 dpl sehingga suasana udara di tempat ini cukup sejuk. 

Soko Langit mempunyai wahana utama berupa kolam renang sambil menikmati hamparan alam dari atas perbukitan. Kolam renang cukup lengkap untuk anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, ada juga wahana flying fox, menara pandang dan taman bunga. 

Dengan harga tiket masuh yang cukup terjangkau menjadikan Soko Langit sebagai alternatif tempat wisata bagi keluarga. 

Bagi yang pehobi selfie, ada beberapa spot yang cukup menarik untuk diabadikan. Bagaimana penasaran dengan Soko Langit? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri...
Share:

Watu Cenik Tawarkan Pesona Alam Wonogiri Dari Atas Bukit

Watu Cenik Pesona Wonogiri Dari Atas Bukit (foto: radaronline.id)
Watu Cenik, merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan pesona alam Kabupaten Wonogiri dari atas bukit. Dengan bentang alam yang beragam, dari hamparan perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri berpadu dengan eloknya perbukitan seakan memanjakan mata memandang. 

Watu Cenik terletak di Desa Sendang Kecamatan Wonogiri atau perjalanan 15 menit dari Kota Wonogiri satu arah dengan lokasi Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur. 


Akses jalan cukup memadai dapat ditempuh dengan kendaraan mobil maupun sepeda motor. Namun diharapkan pengunjung dapat lebih berhati-hati menuju tempat wisata ini karena medan yang cukup sulit dan menanjak. 

Bagi yang pehobi selfi, Watu Cenik terdapat banyak spot selfie yang 'Instagramable' diantaranya adalah :

  • Tulisan Watu Cenik yang tepat berada diatas bukit. Dengan paduan warna tulisan merah dan kuning sangat kontras sehingga mampu menampilkan paduan warna pada foto yang cerah.
  • Bekas Landasan Pacu Ganthole. Ditempat ini kamu dapat beraksi dengan beckground hamparan alam Wonogiri yang indah.
  • Balon Udara. Tempat Selfie ini menawarkan foto sensasi seakan menaiki balon udara. Woow unik! 
Bagaiman penasaran dengan Watu Cenik? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri...
Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 8)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa 

Lanjutan PITUDUH 
Ajaran tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa 

Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing kang ana iki, uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran
(Tuhan itu bukan dewa ataupun manusia, namun segala yang ada itu, termasuk dewa dan manusia itu berasal dari Tuhan)

Sudah jelas bahwa Tuhan bukanlah berwujud dewa maupun manusia, akan tetapi semua yang ada didunia ini, termasuk diantaranya dewa dan manusia itu, semua nyawa dan hidupnya berasal dari Tuhan.


Ala lan becik iku gandhengane; kabeh kuwi saka kersaning Pangeran
(Buruk dan baik itu saling berkaitan; semua itu atas kehendak Tuhan)

Takdir yang baik dan buruk (menurut pandangan manusia) itu saling berkaitan, dan semua itu terjadi atas kehendak Tuhan. Jika di runut semua, kebaikan dan keburukan yang menimpa pada manusia jika dipahami bahwa itu merupakan keputusan Tuhan yang terbaik.

Manungsa iku saka dating Pangeran, mula uga darbe sipating Pangeran
(Manusia itu berasal dari Tuhan, oleh karena itu juga mempunyai sifat Tuhan)

Manusia itu pada dasarnya berasal dari Tuhan karena diberikan kehidupan dari Tuhan, sehingga dalam diri manusia yang memiliki banyak kelebihan dalam olah rasa dan karenanya memiliki sifat-sifat dari Tuhan. Diantaranya adalah mampu memberikan sifat kasih sayang yang merupakan salah satu sifat Tuhan.

Pangeran iku ora ana sing padha, mula aja nggambarake wujuding Pangeran
(Tuhan itu tidak ada yang menyamai, oleh karena itu jangan menggambarkan perwujudan Tuhan)

Tuhan memiliki sifat tidak ada yang menyamai, bahkan kemampuan pikiran manusia tidak mampu menjangkau-Nya. Oleh karena itu, janganlah menggambarkan perwujudan Tuhan karena akan menyesatkan. Godaan dari makhluk jahat akan mempengaruhi alam pikiran manusia yang menipu sebagai jelmaan Tuhan.  

Bersambung....
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)




Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 7)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa

Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Ing donya iki ada rong warna sing diarani bener, yo kuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa
(Di dunia ini ada dua macam kebenaran, yaitu benar dihadapan Tuhan dan benar dihadapan yang sedang berkuasa)

Nilai sebuah kebenaran di dunia ini ada dua macam, yaitu benar dihadapan Tuhan yang bermakna nilai kebenaran ini tidak memiliki sifat merusak dan kebencian. Sedangkan nilai kebenaran yang lain yaitu benar dihadapan yang sedang berkuasa.


Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, ya kuwi kang cocog karo benering Pangeran lan kang ora cocog karo benering Pangeran
(Benar dihadapan yang sedang berkuasa juga ada dua macam, yaitu yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan)

Nilai sebuah kebenaran dihadapan yang sedang berkuasa juga terbagi menjadi dua, yaitu sesuai dengan nilai kebenaran Tuhan yang tidak memiliki sifat merusak. Dan nilai kebenaran yang tidak sesuai dengan nilai kebaran Tuhan atau memiliki sifat merusak dan menimbulkan kebencian. Ini merupakan peringatan agar para penguasa tidak semena-mena dalam menafsirkan sebuah kebenaran sehingga tidak bertentangan dengan nilai Tuhan.

Yen cocog karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocog karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala
(Jikalau sesuai dengan kebenaran dari Tuhan, itu berarti dewa menjelma, tapi kalau tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan itu berarti penjelmaan berhala)

Nilai sebuah kebenaran yang sesuai dengan kebenaran dari Tuhan itu memberikan arti bahwa keputusan menentuan benar tidaknya diibaratkan dewa menjelma dan ikut memberikan tuntunan untuk menentukan kebaran tersebut. Begitu sebaliknya, jika nilai kebenaran tidak sesuai dengan nilai Tuhan maka diibaratkan syaitan telah mempengaruhi keputusan penguasa.

Bersambung...
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)
Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 6)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa 
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Purwa madya wasana
(Alam purwa (permulaan), alam madya (tengah), alam purwa (akhir)

Kehidupan manusia terbagi menjadi 3 alam, yaitu alam purwa (permulaan) di dalam kandungan, alam madya (pertengahan) di dunia yang fana, serta alam purwa (akhir) di akhirat. Ketiga alam ini hendaknya menjadikan kita sadar bahwa hidup di dunia hanya sementara saja. Masih akan ada alam lain yang menanti setelah kita mengakhiri hidup di dunia. Yaitu menuju ke alam ‘kelanggenan’, alam tiada akhir di surga.


Owah gingsir kahanan iku saka karasning Pangeran Kang Murbeng Jagad
(Perubahan keadaan itu atas kehendak Tuhan Semesta Alam)

Semua kejadian di alam kehidupan merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia tetap wajib berusaha, akan tetapi Tuhanlah yang menentukan segala perubahan keadaan.

Ora ana kasekten sing madhani papesthen, awit papesthen iku ora ana sing bisa murungake
(Tiada kesaktian yang menyamai kepastianTuhan, karena tidak ada yang dapat menggagalkan kepastian dari Tuhan)

Kepastian dari Tuhan adalah takdir mutlak pada manusia. Tidak ada satu kesaktian maupun kekuatan yang mampu menggagalkan kepastian dari Tuhan. Jika Tuhan sudah mentakdirkan, maka itulah satu kepastian yang akan terjadi pada manusia. Sebagai manusia wajib percaya bahwa Tuhan telah memberikan takdir-Nya, manusia hanya berusaha sebaik-baiknya. Dan yakinlah takdir itulah jalan hidup terbaik bagi manusia.

Bener kang asale saka Pangeran iku lamun ora darbe sipat angkara murka lan seneng gawe sangsaraning liyan
(Benar yang berasal dari Tuhan itu apabila tiada sifat angkara murka dan tidak suka menyengsarakan orang lain)

Nilai kebenaran yang berasal Tuhan tidak akan memiliki sifat merusak dan penuh kebencian, apalagi sampai menimbulkan kesengsaraan bagi orang lain. Jika nilai itu, menimbulkan ketidakharmonisan dapat dipastikan nilai itu bukanlah berasal dari Tuhan.
  

Bersambung..
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)


Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 5)

Pituduh Ajaran Ketuhanan Masyarakat Jawa


Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Pangeran iku ora sare
(Tuhan Tidak Tidur/ Tuhan Maha Tahu Segalanya)
Jangkauan Tuhan pada makhluknya tidak terhingga. Apapun yang dikerjakan, baik dan buruk meskipun masih dalam hati berupa niat, Tuhan akan mengetahuinya. Diibaratkan Tuhan senantiasa terjaga, tidak akan terlena sedikitpun, mengetahui setiap detil tentang perbuatan makhluk-Nya. Sebagai manusia, kita harus berhati-hati dalam bertindak mulai dari niat yang paling awal, jagalah senantiasa tidak akan melanggar dari norma Tuhan.


Beda beda panduming dumadi
(Berbeda-beda pemberian Tuhan pada ciptaan-Nya)

Keadilan Tuhan bukan diartikan bahwa yang diberikan kepada makhluk ciptaan-Nya sama, karena adil memang tidak harus sama. Perbedaan pemberian Tuhan pada ciptaan-Nya, sebagai bentuk mewujudkan keselarasan dalam kehidupan. Ada yang ditakdirkan miskin, kaya dengan berbagai pekerjaan, itu semua akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan.

Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut gawe, nanging percaya yen Pangeran Maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita tuju kuwi saka kersaning Pangeran
(Berserah diri kepada Tuhan bukan berarti tidak mau berusaha bekerja, melainkan percaya bahwa Tuhan Maka Kuasa. Sedang berhail tidaknya apa yang  kita lakukan adalah atas kehendak Tuhan)

Konsep berserah diri kepada kekuasaan Tuhan bukan berarti kita menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya tanpa berbuat dan berusaha. Akan tetapi kita berusaha dengan sekuat tenaga dengan keyakinan apa yang kita usahakan akan mendapat berkah dari Tuhan. Begitupun hasil yang didapat sepenuhnya merupakan kehendak-Nya, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan keinginan kita. Karena boleh jadi, hasil tidak sesuai itu merupakan yang takdir terbaik untuk diri kita. Dan yakinkan pada diri kita, apabila kita tetap bersyukur terhadap kehendak-Nya, Tuhan akan memudahkan segala urusan kita.

 Pangeran nitahake sira iku lantaran biyungira, mula kudu ngurmat biyungira
(Tuhan menciptakan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena itu, hormatilah ibumu)

Tuhan tidak menciptakan kita begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Yaitu melalui bapak dan ibu. Dan posisi ibulah, yang mengandung selama 9 bulan dan melahirkan dengan resiko hidup dan mati. Hingga terus merawat bayi yang lemah menjadi diri kita sekarang. Karena itu, hormatilah ibu dan juga bapak-mu.

Bersambung...
Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa
Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 4)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa


Lanjutan PITUDUH 
Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa.


Pangeran iku Maha Welas lan Maha Asih; hayuning bawana marga saka kanugerahaning Pangeran 
(Tuhan itu Maha Penyayang  dan Maha Kasih, dan kebahagiaan semesta ini adalah anugerah Tuhan).


Kita tidak akan mampu menghitung kenikmatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jika berpikir tentang diri kita saja, semua anggota badan yang berfungsi dengan baik, adalah anugerah yang tiada tara. Ada salah satu perumpamaan perbandingan tentang besar kasih sayang Tuhan, bahwa kasih sayang Tuhan itu sebesar air dilautan, maka satu tetesnya, itu merupakan bagian dari kasih sayang dari semua makhluk yang ada di alam. Sungguh luar biasa besar kasih sayang Tuhan itu. Sehingga kebahagiaan di alam semesta adalah anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih. 

Pangeran iku Maha Kuwasa; pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake 
(Tuhan itu Maha Kuasa, tidak ada yang dapat menggunakan kepastian atau kehendak Tuhan).

Tuhan sudah sangat jelas bahwa memiliki kekuasaan tunggal. Hanya kehendak-Nya yang mampu merubah alam semesta. Manusia hanyalah berusaha dan berusaha akan tetapi hasil akhir tetaplah Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan. Inilah yang seharusnya menjadi satu pemikiran bahwa manusia itu sangat terbatas dalam hal apapun, jangan lah membiarkan bibit kesombongan tumbuh.  


Urip iku saka Pangeran, Bali marang Pangeran
(Hidup itu berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan)

Hidup dan semua kehidupan alam semesta adalah milik Tuhan. Bukan milik orang seorang, karena tidak ada satu dzatpun yang mampu memberikan kehidupan. Semua kehidupan ini merupakan hak Tuhan dan suatu saat semua akan kembali kepada Tuhan. 

Bersambung...
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)
Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 3)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Lanjutan PITUDUH
Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa

Pangeran iku bisa maujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran 
(Tuhan itu dapat berwujud, tapi perwujudan itu bukanlah Tuhan) 


Tuhan dapat berwujud dengan nyata, akan tetapi perwujudan itu bukanlah Tuhan. Janganlah keliru menafsirkan keberadaan Tuhan. Jika suatu saat kita pernah menjalani semadi, perenungan, beriktikaf, menepi pada suatu tempat dan melihat hal-hal perwujudan, maka pastilah itu bukanlah Tuhan. Itu sesuatu dzat selain Tuhan. Proses pencarian wujud Tuhan bukan perkara mudah, harus melalui kejernihan dan kesucian hati serta keyakinan Tuhan adalah nyata adanya, yang menguasai alam jagad raya.

Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon kang ora kasat mata 
(Tuhan itu berkuasa tanpa menggunakan alat apapun; pencipta alam sisinya, baik yang nampak maupun yang tidak tampak) 

Tuhan Maha Kuasa, kekuasaannya tanpa batas. Tidak ada satu pun kekuatan yang mampu menyamainya. Tanpa perlu bantuan apapun untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Dialah yang menciptakan alam jagad raya, baik yang nampak dan yang tak kasat mata. 

Pangeran iku ora mbedak-mbedake kawula-Ne 
(Tuhan itu tidak membeda-bedakan makhluk-Nya) 

Tuhan Maha Adil, tak akan membeda-bedakan makhluk-Nya. Semua yang baik dan yang tidak baik akan diberikan ujian, baik ujian yang baik, berupa kesuksesan, kekayaan, pangkat, jabatan dan hal yang menyenangkan lainnya. Begitu juga ujian yang buruk berupa bencana, kesengsaraan, kemiskinan, penyakit, penderitaan tanpa memandang makhluk berperilaku baik maupun buruk. 

Hal ini yang menunjukkan kualitas spiritual masing-masing individu, bagaimanakah sikap manusia terhadap apa yang menjadi takdir dalam hidupnya. Bagi mereka yang memiliki spiritualitas tinggi nantinya akan mendapat ganjaran yang tak terhingga dari Tuhan. 

Bersambung... 


Share:

Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 2)

Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa

Lanjutan PITUDUH 
Ajaran Pituduh tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa 

Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan 
(Tuhan itu jauh tanpa ada batasnya, dekat sekali tapi tanpa senggolan)

Jika kita suatu saat merasakan duka mendalam dan berusaha 'memprotes' keberadaan Tuhan yang seakan tidak peduli kepada keadaan kita. Disitulah kita akan merasakan betapa jauhnya Tuhan dalam kehidupan kita sehingga senantiasa merasa dalam kesulitan dan kesengsaraan.


Jika kita dalam posisi mendapat kebahagiaan, kesuksesan karena usaha keras kita, maka kadangkala kita akan merasa bahwa hal itu berkat kerja keras kita sendiri. Kita merasa kesuksesan tanpa ada campur tangan Tuhan sama sekali. Tuhan akan dirasakan begitu jauh dari kehidupan seseorang. Yang ada hanyalah dia sendiri dan segala kesuksesannya.

Begitu sebaliknya, jika kita dalam kesendirian, merenung dalam diri kita dan bertanya dalam hati, mata batin yang paling dalam, tentang apa yang terjadi dan apa yang telah tercapai dengan rasa bersyukur maka Tuhan akan begitu dekat dengan diri kita, meskipun kita tidak akan mampu bersentuhan dengan-Nya.

Inilah makna bahwa keberadaan Tuhan Sang Khalik, jauh dan dekatnya tergantung dari persepsi dan cara menempatkan posisi kita terhadap Sang Pencipta.

Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.
(Tuhan itu abadi, tidak dapat digambarkan perwujudan-Nya merupakan sebab yang pertama dan merupakan tujuan terakhir dari segala ciptaan yang ada).

Semua yang ada dijagad raya adalah fana. Bisa sewaktu-waktu berubah, mengalami kerusakan, tidak ada yang abadi. Sedangkan Tuhan Yang Maha Kuasa adalah dzat yang abadi, 'langgeng' dari dahulu hingga masa nanti. Tuhan merupakan awal dari segala sesuatu dan akhir dari tujuan hidup makhluk di dunia.

Gambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa tidak akan mampu dijangkau oleh akal fikiran manusia, hanya kita dapat merenungkan satu dzat memiliki kekuasaan atas alam jagad raya beserta isinya.

Bersambung....
(Sumber : Buku Butir - Butir Budaya Jawa)

    
Share:

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support