Soko Langit Desa Conto Wonogiri (Foto: wisatakaka.com) |
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
SOKO LANGIT TAWARKAN SENSASI BERENANG DENGAN PEMANDANGAN ALAM
Watu Cenik Tawarkan Pesona Alam Wonogiri Dari Atas Bukit
Watu Cenik Pesona Wonogiri Dari Atas Bukit (foto: radaronline.id) |
- Tulisan Watu Cenik yang tepat berada diatas bukit. Dengan paduan warna tulisan merah dan kuning sangat kontras sehingga mampu menampilkan paduan warna pada foto yang cerah.
- Bekas Landasan Pacu Ganthole. Ditempat ini kamu dapat beraksi dengan beckground hamparan alam Wonogiri yang indah.
- Balon Udara. Tempat Selfie ini menawarkan foto sensasi seakan menaiki balon udara. Woow unik!
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 8)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 7)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 6)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Bagi Masyarakat Jawa |
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 5)
Pituduh Ajaran Ketuhanan Masyarakat Jawa |
Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 4)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa |
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 3)
Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa
Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon kang ora kasat mata
Budaya Jawa; Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa (Bagian 2)
Jika kita dalam posisi mendapat kebahagiaan, kesuksesan karena usaha keras kita, maka kadangkala kita akan merasa bahwa hal itu berkat kerja keras kita sendiri. Kita merasa kesuksesan tanpa ada campur tangan Tuhan sama sekali. Tuhan akan dirasakan begitu jauh dari kehidupan seseorang. Yang ada hanyalah dia sendiri dan segala kesuksesannya.
Inilah makna bahwa keberadaan Tuhan Sang Khalik, jauh dan dekatnya tergantung dari persepsi dan cara menempatkan posisi kita terhadap Sang Pencipta.
Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.
(Tuhan itu abadi, tidak dapat digambarkan perwujudan-Nya merupakan sebab yang pertama dan merupakan tujuan terakhir dari segala ciptaan yang ada).
Semua yang ada dijagad raya adalah fana. Bisa sewaktu-waktu berubah, mengalami kerusakan, tidak ada yang abadi. Sedangkan Tuhan Yang Maha Kuasa adalah dzat yang abadi, 'langgeng' dari dahulu hingga masa nanti. Tuhan merupakan awal dari segala sesuatu dan akhir dari tujuan hidup makhluk di dunia.
Gambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa tidak akan mampu dijangkau oleh akal fikiran manusia, hanya kita dapat merenungkan satu dzat memiliki kekuasaan atas alam jagad raya beserta isinya.
Bersambung....
(Sumber : Buku Butir - Butir Budaya Jawa)