Pituduh Ajaran Tentang Ketuhanan Masyarakat Jawa |
Lanjutan PITUDUH
Ajaran Pituduh Tentang Ketuhanan Dalam Masyarakat Jawa.
Pangeran iku Maha Welas lan Maha Asih; hayuning bawana marga saka kanugerahaning Pangeran
(Tuhan itu Maha Penyayang dan Maha Kasih, dan kebahagiaan semesta ini adalah anugerah Tuhan).
Kita tidak akan mampu menghitung kenikmatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jika berpikir tentang diri kita saja, semua anggota badan yang berfungsi dengan baik, adalah anugerah yang tiada tara. Ada salah satu perumpamaan perbandingan tentang besar kasih sayang Tuhan, bahwa kasih sayang Tuhan itu sebesar air dilautan, maka satu tetesnya, itu merupakan bagian dari kasih sayang dari semua makhluk yang ada di alam. Sungguh luar biasa besar kasih sayang Tuhan itu. Sehingga kebahagiaan di alam semesta adalah anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih.
Pangeran iku Maha Kuwasa; pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake
(Tuhan itu Maha Kuasa, tidak ada yang dapat menggunakan kepastian atau kehendak Tuhan).
Tuhan sudah sangat jelas bahwa memiliki kekuasaan tunggal. Hanya kehendak-Nya yang mampu merubah alam semesta. Manusia hanyalah berusaha dan berusaha akan tetapi hasil akhir tetaplah Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan. Inilah yang seharusnya menjadi satu pemikiran bahwa manusia itu sangat terbatas dalam hal apapun, jangan lah membiarkan bibit kesombongan tumbuh.
Urip iku saka Pangeran, Bali marang Pangeran
(Hidup itu berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan)
Hidup dan semua kehidupan alam semesta adalah milik Tuhan. Bukan milik orang seorang, karena tidak ada satu dzatpun yang mampu memberikan kehidupan. Semua kehidupan ini merupakan hak Tuhan dan suatu saat semua akan kembali kepada Tuhan.
Bersambung...
(Sumber : Buku Butir-Butir Budaya Jawa)