MISTERI RUMAH TIBAN BUBAKAN GIRIMARTO

Rumah Tiban Bubakan Girimarto

Rumah Tiban Bubakan merupakan petilasan Raden Mas Said. Berlokasi di Desa Bubakan Kecamatan Girimarto.  Rumah misterius ini dipakai ketika berjuang melawan keraton Yogyakarta yang telah bersekutu dengan kompeni Belanda.

Rumah Tiban Bubakan Girimarto berupa rumah sederhana dengan atap ijuk atau rumput ilalang. Rumah ini sudah direnovasi karena telah mengalami kerusakan akibat di makan usia. Dari bentuk fisik masih menyisakan beberapa bagian rumah yang masih asli, yaitu atap, konstruksi tiang utama dan batu tempat semadi Raden Mas Said. 

Di tempat ini masih tersimpan beberapa pusaka peninggalan Raden Mas Said. Pusaka masih tetap dirawat dan dijamas /disucikan bersamaan dengan event Jamasan Pusaka Mangkunegaran yang biasa digelar di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. 

Berdasarkan kisah yang terpajang di rumah tiban ini, tempat ini merupakan tempat persinggahan Raden Mas Said ketika  terjadi penyerangan ke keraton Yogyakarta bersama prajuritnya. 

Selama perjalanan dari Desa Bubakan lalu melewati desa Cendani, perjalanan seperti dituntun oleh kekuatan gaib. Burung-burung dandang yang jumlahnya ratusan berdiri di tepian selokan yang ada di sepanjang jalan yang dilewati Pangeran Sambernyowo. Burung-burung tersebut berdiri tanpa suara di depan barisan Pangeran Sambernyowo, dan setiap kali pangeran dan pasukannya selesai melewati mereka, burung-burung itu akan terbang mendahului dan berdiri lagi di depan barisan. Begitu seterusnya sampai tiga kali.

Kehadiran burung-burung itu dianggap oleh Ki Kudanawarsa sebagai pertanda buruk. Beliau menyarankan kepada Pangeran Sambernyowo untuk membatalkan rencananya menyerang Jogja. Tapi bukannya menyerah justru Pangeran Sambernyowo malah memerintahkan untuk mempercepat penyerangan.

Tak ada yang mengira bahwa Pangeran Sambernyawa akan seberani itu menyerang Jogjakarta. Hal tak terduga inilah yang justru menguntungkan Pangeran Sambernyowo. Serangan Raden Mas Said ini membuat pihak kompeni Belanda mengalami kerugian cukup banyak. Karena itulah kumpeni Belanda kemudian mendesak Sultan Jogja untuk menangkap Raden Mas Said. 

Tapi Jogja lantas mendapat bala bantuan dan akhirnya Pangeran Sambernyawa menarik mundur pasukan dan berada di Ngadirejo. Singkat cerita, Sunan selanjutnya membujuk Pangeran Sambernyawa untuk kembali ke Solo mengajak Raden Mas Said berunding dengan menjemputnya di Pesanggrahan Tunggon yang ada di dekat Bengawan tanggal 4 Jumadilakir 1682. Perundingan inilah yang kemudian melahirkan kerajaan Mangkunegaran.

Pangkalan di desa Bubakan yang sudah dianggap berjasa memberangkatkan pasukan Pangeran Sambernyowo untuk menyerang Jogja selanjutnya ditandai oleh pihak Mangunegaran lantaran dianggap sudah ikut berjasa atas berdirinya Istana Mangkunegaran.

Hingga saat ini Rumah Tiban Bubakan masih dijaga oleh Juru Kunci penderek Keluarga Mangkunegaran. 

Penasaran dengan Rumah Tiban Bubakan Girimarto? Ayo rame-rame neng Wonogiri!


MISTERI GUNUNG PEGAT WONOGIRI
MISTERI RAMALAN JAYABAYA YANG TERBUKTI BENAR
MISTERI SENDANG SIWANI



Share:

Definition List

Unordered List

Support