Potensi Pertanian Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi di bidang pertanian yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Luas areal pertanian di Wonogiri mencapai 98.082 ha atau 53.82% dari luas wilayah secara keseluruhan. Sektor pertanian telah di dukung oleh sarana irigasi sebanyak 3.970 unit dengan panjang 1.560 km, sedangkan jumlah kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 291 kelompok.

Berikut adalah komoditas pertanian dan perkebunan yang potensial untuk dikembangkan :

Padi (Oryza sativa)
Padi menghasilkan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Tanaman dengan kandungan karbohidrat yang tinggi saat ini belum bisa tergantikan dengan bahan makanan lain. Di Kabupaten Wonogiri, tanaman padi sawah banyak dihasilkan oleh petani di wilayah Kecamatan Giriwoyo, Tirtomoyo, Baturetno, Eromoko, Selogiri, Ngadirojo, Sidoharjo, Purwantoro, Slogohimo, Jatisrono, dan Girimarto. Dengan tingkat produksi per tahun mencapai 2,9 juta kwintal. Sedang tanaman padi gogo banyak dihasilkan dari petani di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Giriwoyo, Giritontro, dan Paranggupito. Tingkat produksi mencapai 586 ribu kwintal per tahun dan mengalami surplus sekitar 91 ribu ton pada tahun 2010.

Singkong/ Ubi Kayu (Manihot utilissima)
Tanaman ubi kayu (singkong) bagi sebagian besar rakyat Kabupaten Wonogiri merupakan tanaman utama selain padi. Pantas jika Wonogiri dikenal sebagai sebutan Kota Gaplek (singkong kering) mengingat hasil produksi singkong ini begitu besar potensinya. Tanaman ubi kayu banyak dihasilkan oleh petani diwilayah Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Nguntoronadi, Eromoko, Wuryantoro, Manyaran, Wonogiri, Sidoharjo, Jatiroto, Purwantoro, Girimarto dan Ngadirojo. Dengan tingkat produksi singkong/ ubi kayu mencapai 12 juta kwintal/ tahun.
Melihat prospek tanaman singkong dimasa mendatang semakin cerah, Pemerintah Kabupaten Wonogiri memberi prioritas untuk pengembangannya. Kebijakan yang diambil adalah melakukan pemberdayaan petani singkong dengan bantuan bibit unggul serta pendampingan pola tanam.
Diharapkan langkah ini akan meningkatkan produksi singkong dari 16 ton/ha menjadi 90-100 ton/ha. Berdasarkan penelitian, kandungan pati ketela pohon yang dihasilkan dari Kabupaten Wonogiri cukup tinggi yaitu mencapai 35% dengan tingkat kekeringan 14%. Dengan demikian tanaman ubi kayu memang layak dikembangkan sebagai salah satu solusi pengentasan rakyat Wonogiri dari kemiskinan.

Jagung (Zea mays)
Tanaman jagung merupakan tanaman komoditas yang mempunyai peluang cerah untuk dikembangkan di masa mendatang. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga memiliki zat-zat penting sebagai bahan pangan pengganti setelah beras. Variasi produk olahan dari tanaman jagung juga cukup beragam mulai makanan ringan, makanan mie instan, sampai produk makanan untuk peternakan sehingga menjadikan tanaman jagung mempunyai nilai ekonomis tersendiri. Luas areal lahan jagung di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 tercatat + 66.742 ha dengan produksi mencapai 3,8 juta kwintal/ tahun jagung kering giling.
Wilayah yang merupakan penghasil jagung terbesar di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Baturetno,  Eromoko, Wuryantoro, Manyaran. Begitu besar produksi jagung di Kabupaten Wonogiri, membuka peluang pembangunan pabrik pengolahan makanan ternak dan makanan olahan dari jagung masih sangat terbuka.

Kedelai (Glycenemax (I) Marril)
Tanaman kedelai merupakan tanaman yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Selain sebagai sumber protein nabati yang baik, kedelai merupakan sumber bahan pangan lauk pauk yang sangat akrab bagi sebagian besar masyarakat Wonogiri yaitu untuk pembuatan tahu dan tempe.
Luas areal tanaman kedelai di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 tercatat mencapai lebih dari 27.439 ha dengan tingkat produksi 342.750 kwintal/tahun. Tanaman kedelai banyak dibudidayakan oleh petani di kecmatan Pracimantoro, Giriwoyo, Baturetno, Eromoko, Wuryantoro, dan Manyaran.

Kacang Tanah (Arachis Hypogaea)
Kacang tanah menjadi komoditas tanaman yang banyak dikembangkan sebagai tanaman tumpang sari bersama tanaman lain seperti tanaman jagung. Areal tanaman kacang tanah pada tahun 2010 seluas 44.021 ha dengan tingkat produksi bisa mencapai 12, 44 kwintal/ha atau 547.677 kwintal/tahun.
Kacang tanah dibudidayakan oleh petani di wilayah kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Wuryantoro, Manyaran, Wonogiri, Ngadirojo, dan Sidoharjo.

Mete ( Annarcadium Occiantalel)
Mete merupakan salah satu ikon makanan dari Kabupaten Wonogiri. Bahkan komoditas mete menyumbang 1,84% dari total produksi sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. Kawasan pengembangan adalah di wilayah kecamatan Jatisrono, Ngadirojo, Sidoharjo, Girimarto, Jatipurno, Jatiroto, dan Slogohimo.
Luas areal tanaman mete yang masih produktif pada tahun 2010 kurang lebih 12.903 ha dengan tingkat produksi rata-rata 563 kg/ha, sedangkan produksi totalnya mencapai 7.145 ton / tahun.
Selain dimanfaatkan bijinya, kulit mete juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan suku cadang kendaraan bermotor yaitu untuk bahan kampas rem.

Cengkeh (Eugene aromatika)
Cengkeh merupakan tanaman rempah-rempah yang terkenal sejak jaman penjajahan. Aneka kegunaan dari tanaman cengkeh inilah yang membuat tanaman jenis banyak dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia. Kabupaten Wonogiri sendiri juga terdapat komoditas tamanan cengkeh terutama dari wilayah Kecamatan Karangtengah, Slogohimo, Jatipurno, Tirtomoyo, Kismantoro, Purwantoro, Bulukerto dan Girimarto.
Luas areal tanaman cengkeh pada tahun 2010 kurang lebih 4.648 ha dengan tingkat produksi rata-rata 285 kg/ha. Dengan berbagai pola intensifikasi diharapkan dapat terjadi peningkatan produksi tanaman cengkeh dimasa mendatang.

Janggelan/ Cincau (Mesona Palustris)

Janggelan atau juga disebut dengan cincau hitam merupakan tanaman yang dapat diolah menjadi bahan pembuatan kolang-kaling. Bahan makanan ini sebagai tambahan pembuatan minuman yang bermanfaat sebagai penambah nafsu makan, penurun panas, penguat lambung, penurun tekanan darah, pencegah diare, dan juga untuk penetralisir keracunan makanan. Tanaman janggelan banyak dibudidayakan di wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Bulukerto, dan Kismantoro.
Luas areal tanam pada tahun 2010 mencapai kurang lebih 1.348 ha dengan tingkat produksi janggelan kering mencapai 5.323  ton/ tahun. Hasil pemasaran tanaman ini ke Kota Besar seperti Jakarta, Semarang, Bandung dan untuk keperluan ekspor terutama ke china dan hongkong.

Potensi Perkebunan lainnya
Selain komoditas perkebunan diatas, masih banyak lagi potensi lain yang ada di Kabupaten Wonogiri. Hanya tingkat budidaya dan produksi belum maksimal. Aneka potensi perkebunan lainnya antara lain adalah perkebunan tanaman buah seperti mangga, rambutan dan durian, juga aneka tanaman empon-empon dan cabe jamu sebagai bahan pembuat obat herbal (jamu).
Berbagai potensi ini apabila dikembangkan dengan baik akan menjadi salah satu upaya meningkatkan perekonomian masyarakat terutama dari sektor pertanian dan perkebunan.

Share:

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support