Kisah asal usul Alas Kethu Wonogiri bermula dari perjalanan seorang sakti mandra guna bernama Ki Kesdik Wacana. Ki Kesdik Wacana memiliki kesukaan bertapa di tempat yang dianggap “wingit’ atau tempat yang memiliki aura spiritual yang kuat, biasanya di goa maupun di hutan belantara dengan pohon yang lebat. Tempat ini merupakan wilayah pegunungan yang di kelilingi hutan dengan pemandangan yang indah dan berhawa sejuk.
Suatu ketika Raja Demak diperkirakan waktu itu dipimpin Raden Patah memerintahkan kepada Raden Panji untuk menemui KI Kesdik Wacana dan meminta dibawakan rusa sebagai binatang peliharaan di istana Demak.
Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya Raden Panji berhasil menemui Ki Kesdik Wacana di tempat pertapaannya. Setelah menyampaikan pesan dari Raja Demak tentang tujuan menemuinya, Ki Kesdik Wacana memberikan kesanggupannya menyediakan rusa yang akan diserahkan kepada Raja Demak.
Setelah berbincang-bincang sebentar, Ki Kesdik Wacana bertanya kepada Raden Panji apakah mampu membawa rusa – rusa itu padahal Raden Panji tidak membawa perlengkapan ataupun kereta barang. Raden Panji pun menjawab tidak membawa apapun selain dirinya seorang diri.
Setelah berpikir sejenak, Ki Kesdik Wacana berpamitan sebentar untuk memohon petunjuk Sang Khalik membantu mempermudah persoalan ini.
Berkat kesaktian Ki Kesdik Wacana menangkap rusa dan secara ajaib memasukkan kedalam sebuah batang bambu petung. Setelah rusa-rusa itu masuk semua, Ki Kesdik Wacana menyumbat salah satu ujung bambu petung agar rusa tidak bisa lari keluar.
Raden Panji pun takjub dengan kejadian ajaib yang baru saja dilihatnya. Ki Kesdik Wacana segera menyerahkan batang bambu petung yang berisi rusa kepada Raden Panji seraya memberikan pesan agar jangan sekali-kali membuka sumbat bambu petung.
Raden Panji memperhatikan pesan Ki Kesdik Wacana dan segera berpamitan untuk menyampaikan rusa sesuai permintaan sang Raja.
Dalam perjalanan ternyata Raden Panji terus memikirkan bumbung bambu yang berisi rusa. Dalam hatinya sangat penasaran bagaimana mungkin rusa dapat masuk dalam sebuah batang bambu. Akan tetapi rasa penasaran ini dapat dikalahkan dengan pesan Ki Kesdik Wacana yang masih dipegang dengan teguh.
Pada suatu waktu ditengah perjalanan menuju Demak, Raden Panji tiba disalah satu hutan lebat berisi ribuan pohon jati. Ia sangat kelelahan hingga berhenti sejenak untuk beristirahat.
Saat itulah rasa penasaran kembali berkecamuk dalam hatinya, dan sempat memikirkan jangan-jangan Ki Kesdik Wacana telah menipunya dan memang tidak ada rusa dalam batang bambu petung yang dibawanya.
Pertanyanaan demi pertanyaan terus muncul dan semakin memperbesar rasa penasarannya. Setelah menghela nafas panjang, Raden Panji memutuskan untuk mengetahui isi batang bambu petung dan dibukalah sumbat di ujungnya.
Di saat sumbat telah dilepas Raden Panji segera melihat dengan sebelah mata untuk mengetahui isi didalam batang bambu itu. Sungguh diluar dugaan, disaat akan mengintip dalam batang bambu, tiba-tiba secara ajaib keluarlah binatang kecil-kecil yang lama kelamaan terus membesar dan jadilah rusa yang berjumlah 16 ekor.
Belum usai rasa terkejutnya, rusa yang telah kembali segar ini berlarian menuju hutan yang lebat. Secepat mungkin Raden Panji mengejar rusa yang telah jauh meninggalkannya. Dengan sisa tenaga Raden Panji terus mengejar rusa-rusa yang gesit berlarian semakin masuk ke dalam hutan.
Dengan pontang panting Raden Panji terus mengejar hingga kopiah (jawa : kethu) yang dipakainya jatuh ke tanah tanpa disadarinya.
Raden Panji terus menerus berusaha hingga jauh masuk ke dalam hutan, akan tetapi rusa-rusa telah pergi jauh. Ia hanya bisa tertunduk lemas tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Dalam hatinya merasa bersalah, jika kembali ke Demak maka akan mendapat murka sang Raja, dan jika kembali ke Ki Kesdik Wacana pastilah akan mendapat amarah karena tidak melaksanakan pesan dengan baik.
Sementara itu, Ki Kesdik Wacana segera mengetahui ada yang ganjil yang telah terjadi. Segera ia melakukan semadi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendapat petunjuk dari Sang Khalik, segera ia menyusul Raden Panji hingga sampai ke sebuah hutan tempat dimana batang bambu di buka oleh Raden Panji.
Setelah menyusuri hutan ini, Ki Kesdik Wacana akhirnya menemukan jejak Raden Panji berupa kethu yang dahulu dikenakan Raden Panji. Melihat hal ini, Ki Kesdik Wacana segera mengetahui kejadian sesungguhnya, yaitu Raden Panji telah melanggar pesan yang disampaikannya.
Untuk menandai peristiwa ini, Ki Kesdik Wacana akhirnya menamai daerah ini dengan nama Alas Kethu. Alas berarti hutan lebat dan kethu berarti kopiah. Hingga sekarang Alas Kethu masih terjaga keberadaannya meskipun tidak selebat jaman dahulu.
Setelah peristiwa ini, Ki Kesdik Wacana berhasil menemukan Raden Panji yang tampak kebingungan. Betapa kagetnya Raden Panji mengetahui telah disusul Ki Kesdik Wacana. Segera ia bersimpuh dan memohon ampunan telah melanggar pesan Ki Kesdik Wacana.
Oleh Ki Kesdik Wacana pun segera mengelus kepala Raden Panji, dan berkata dengan arif bahwa Raden Panji tidak mampu melaksanakan amanah Raja Demak dan melanggar pesan dari dirinya.
Ki Kesdik Wacana berkata Raden Panji harus menerima hukuman darinya yaitu mengubah wujud Raden Panji menjadi Rusa Wulung, seekor rusa jantan yang gagah berbulu wulung. Segera setelah berkata, Raden Panji tiba-tiba berubah wujudnya menjadi rusa wulung. Atas perintah Ki Kesdik Wacana, rusa wulung ini ditugaskan menjaga rusa-rusa yang telah dilepaskannya di Alas Kethu. Raden Panji pun menangis dan bersimpuh di hadapan Ki Kesdik Wacana, dan menganggap hukuman ini begitu berat untuk dijalaninya.
Atas nasehat Ki Kesdik Wacana, Raden Panji akhirnya menerima keadaan ini dan segera berlari menyusul rusa-rusa yang tadi dikerjarnya.
Ki Kesdik Wacana segera melanjutkan perjalanan mencari tempat untuk bertapa dan akhirnya sampai di sebuah bukit kecil dengan pemandangan yang indah dengan aliran sungai di bawahnya. Melihat keelokan dari bukit ini, Ki Kesdik Wacana memberi nama tempat ini Gunung Giri dan sungai yang mengalir dibawahnya Sungai Wahyu (sekarang dikenal sebagai Bengawan Solo).
( Di rangkum dari berbagai sumber)
Itulah kisah asal mula Alas Kethu Wonogiri.
Penasaran dengan Alas Kethu Wonogiri? Ayo Rame-Rame Neng Wonogiri!