Tembang macapat Pangkur bagi orang Jawa sering dimaknai sebagai proses mengurangi hawa nafsu dan mungkur dari urusan duniawi. Dalam tahap ini, manusia sudah memasuki usia senja dimana sesorang akan “berkaca” tentang dirinya, tentang masa lalunya, tentang pribadi dan Tuhannya dan lain sebagainya.
Pangkur yang juga berarti mungkur (mundur/mengundurkan diri), memberi gambaran bahwa manusia mempunyai fase dimana ia akan mulai mundur dari kehidupan ragawi dan menuju kehidupan jiwa atau spiritualnya.
Tembang macapat Pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan sayang. Dalam tembang ini juga berbicara tentang kegembiraan dan pengendalia hawa nafsu. Meski demikian tembang macapat Pangkur juga sering digunakan dalam tembang-tembang asmara.